11 Maret 2012

Katjasungkana Dimakamkan Ulang

(foto:dok/ist)


Tokoh Sumpah Pemuda R Katjasungkana dimakamkan ulang di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Mantan Pemimpin Redaksi Harian Bintang Timur ini layak dimakamkan di TMP Kalibata sebagai penerima penghargaan Bintang Mahaputera.

“Sebelumnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir karena pesan beliau ingin dekat dengan Bung Hatta sebagai teman seperjuangannya. Tapi, karena di Tanah Kusir rawan dibongkar, agar aman keluarga memindahkan ke TMP Kalibata,” kata Nursyahbani Katjasungkana, aktivis perempuan yang juga putri R Katjasungkana.

Upacara pemakaman ulang dilakukan secara militer, Kamis (12/1). R Katjasungkana meninggal dunia tahun 1985. Penghargaan Bintang Mahaputera Utama diterima dari Presiden Soeharto setelah dia meninggal dunia tahun 1987. Penghargaan diterima atas perjuangannya pada saat Sumpah Pemuda tahun 1928.

Katjasungkana merupakan Sekretaris Kongres Pemuda Indonesia tahun 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda. Nursyahbani menceritakan, ayahnya adalah seorang pejuang antipenjajahan Belanda. Tulisan-tulisannya banyak memuat kritik keras terhadap Belanda.

Nasionalismenya yang sangat tinggi terus melekat hingga akhir hayatnya. Hal itu terlihat ketika harian Bintang Timur kemudian diberedel karena terlalu keras mengkritik pemerintah. Namun, penutupan itu tidak bisa menghentikan aktivitasnya di dunia politik.

Ananda B Kusuma Katjasungkana, putra R Katjasungkana menceritakan semangat pergerakan sudah dimiliki ayahnya sejak kecil. Katjasungkana yang mengenyam pendidikan di Douwes Dekker sangat mencintai buku. Minatnya pada buku membuatnya menjadi salah satu orang dengan koleksi buku terlengkap.

“Almarhum berpendapat alam terbuka untuk dipelajari, tapi juga dari buku. Bukunya yang paling lengkap pada zaman itu. Kalau mau membaca, cuci tangan karena menganggap sama dengan membaca Alquran,” kata Ananda yang juga pakar Sejarah Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Hingga akhir hayatnya, Katjasungkana menulis kamus tentang asal usul kata terutama terkait dengan bahasa Sanskerta. Almarhum pernah menjadi sekretaris dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1938 yang menghasilkan Kamus Kecil Istilah Bahasa Indonesia.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan Rotorasiko yang hadir pada pemakaman mengatakan Katjasungkana merupakan tokoh teladan bagi pemuda. Sebagai pejuang Sumpah Pemuda, Katjasungkana dinilai memiliki visi yang sangat panjang bagi Indonesia. Deklarasi Sumpah Pemuda, menurut Taufan, terus membawa Indonesia dalam persatuan di tengah keberagaman Indonesia.

“Beliau dikenal memiliki nasionalisme dan semangat tidak henti berjuang bagi bangsa. Kalau semangat itu benar-benar diresapi dan diimplementasikan oleh pemuda Indonesia sekarang, banyak permasalahan bangsa ini yang dituntaskan sekarang,” kata Taufan. (Penulis: Naomi Siagian)

Sumber: Sinar Harapan, 13.01.2012

5 komentar: