Mendata Potensi, Prediksi dan
Upaya Menggaet Investasi

Plt Ketua Bappeda Pamekasan Bambang Edy Supraptop SH MM dalam laporannya mengatakan bahwa dalam UU Penanaman Modal secara tegas mengamanatkan daerah untuk membuat RUPM. Penanaman modal menjadi bagian dari menyelenggaraan perekonomian daerah dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh Masdawi Dahlan

“Tujuan penyelenggaraan penanaman modal dapat tercapai apabila factor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui perbaikan koordinasi antar instansi pemerintah pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efesien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing, serta iklim usaha yang kondusif dibidang ketenagakerjaan,” katanya.

Fasilitas penanaman modal, lanjut bambang, diberikan dengan mempertimbangkan tingkat daya saing perekonomian dan kondisi keuangan dan harus promotif dibandingkan dengan fasilitas yang diberikan. Pentingnya kepastian fasilitas penanaman modal ini mendorong pengaturan secara lebih detail terhadap bentuk fasilitas fiscal, hak atas tanah, imigrasi dan perizinan impor.

Penyusunan RUPM Pamekasan dibingkai dengan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi penanaman modal di Kabupaten Pamekasan, yaitu kondisi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman yang dihadapi dalam rangka penanaman modal saat ini dan masa datang. Juga untuk mendapatkan gambaran yang jelas menganai desain Pelayanan Perijinan Penanaman modal.

Mendapatkan gambaran yamg jelas mengenai sektor dan produk unggulan untuk investasi. mendapatkan strategi dan kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan daerah investasi, sektor dan produk untuk investasi, infrastruktur dan standar pelayanan penanaman modal. Identifikasi bidang usaha tertutup dan terbuka dengan persyartan bidang penanaman modal.

“Setelah kajian awal ini dengan bekerjasama dengan konsultan dari Enciety Surabaya, akan dilanjutkan dengan survey lapangan, wawancara dan Forum Group Discussion tentang potret dan peluang investasi di Pamekasan sehingga akan dapat tergambar tentang potensi invesatsi, perangkat yang harus disiapkan, kendala yang dijumpai serta bagaimana mengatsinya, juga kebijakan yang harus dirumuskan,” paparnya.

Sementara itu Bupati Pamekasan Drs KH Khalilurrahman SH MSi dalam sambutannya mengungkapkan bahwa secara umum perekonomian Pamekasan siap untuk meriman datangnya investasi karena berbagai vareabel capaian pembangunan sudah sangat siginifikan, diantaranya keberhasilan Pamekasan menurunkan angka kemiskinan. Jumlah warga miskin di Pamekasan selama dua tahun terakhir ini menurun signifikan.

“Pada tahun 2008 lalu dari jumlah penduduk sebanyak 835.101 jiwa, yang tergolong miskin sebanyak 354.271 jiwa atau sekitar 43,62 %. Namun pada tahun 2009 lalu jumlah penduduk miskin turun sekitar 35,76 % atau menjadi 234.019, atau sekitar 27,48 % dari jumlah total penduduk yang mencapai 851.690 jiwa,” ungkapnya.

Selain berhasil menurunkan angka kemiskinan, Pamekasan selam dua tahun terakhir ini juga berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Pada tahun 2008 angka pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan 16,18 % dibandingkan tahun 2007 yakni dari 4,76 % naik menjadi 5,53 %. Dan pada tahun 2009 naik lagi menjadi 5,63 %, sehingga angka pertumbuhan ekonomi Pamekasan berada diatas Jawa Timur yang berada dalam kisaran 4,9 %.

“Yang paling membanggakan kita adalah bahwa dari hasil kerja keras selama dua tahun Pamekasan telah membawa hasil yaitu dari hasil evaluasi Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, kabupaten Pamekasan termasuk daerah yang naik peringkat. Pada tahun 2009 jumlah desa tertinggal turun menjadi 77 desa dari 144 desa pada tahun 2006,” tambahnya.

Kondisi ekonomi makro tahun 2009 meskipun terjadi defelasi sebesar 3,01 prosen, akan tetapi aktifitas ekonomi di masyarakat tidak stagnan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat PDRB tahun 2009 yang mengalami kenaikan sebesar 10,58 prosen yaitu dari Rp 3,80 trilyun pada tahun 2008 menjadi Rp 4,21 triliyun pada tahun 2009. Begitu juga pendapatan perkapita mengalami kenaikan sebesar 6,88 prosen yaitu dari Rp 4,28 juta pada tahun 2008, naik menjadi Rp 4, 58 juta pada tahun 2009.

Memiliki Banyak Potensi yang Tak Ternilai

Kresnayana Yahya dalam paparannya mengungkapkan Pamekasan memiliki banyak potensi SDA yang yang bisa dikembangkan secara optimal bisa memancing hadirnya investor. Potensi itu meliputi bidang pertanian, perkebunan, perikanan tambang dan lain sebagainya. Dia juga mengakui tentang pertumbuhan ekonomi Pamekasan yangpada tahun 2009 naik 5,67 % atau diatas rata rata Jatim. Dari segi SDM Pamekasan lebih unggul dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Madura. Jumlah berpendidikan terakhir SLTA keatas mencapai diatas 12 %.

Terkait dengan potensi ekonomi Pamekasan tahun 2010, Madura menjadi basis pertanian tanaman pangan di Jawa Timur terutama Pamekasan. Potensi tanaman pangan antara lain padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kadele, kacanag tanah, kacang hijau, sorgum, sayuran dan buah buahan.

Potensi padi yang bisa dikembvangkan pengembangan Rice Mailing Unit (RMU), peningkatan produksi, mutu pengolahan, pengawasan dan distribusi. Produksi padi diatas 9000 ton/tahun. Sementara jagung tahun 2008 produksi 97 ribu ton, diserap local, untuk pakan ternak dan sebagian saja yang dipasarkan regional. Kondisi struktur tanah dan cuaca cocok untuk jagung.

Potensi yang bisa dikembangkan jagung dengan investor adalah bentuk kemitraan, yaitu dalam bentuk penyediaan pupuk, bibit dan lain sebagainya. Usaha industri tepung, industri makanan ringan, dan industri pakan ternak, industri minyak goreng berbahan jagung. Ekspor jagung tahun 2008 sebanyak 390 ribu ton naik drastis banding tahun 2007 yang hanya 135 ribu ton.

Bawang merah, potensi ini ada di 8 kecamatan. Pamekasan punya varietas bawang merah unggul namanya bawang merah manjung yang diakui menjadi bawang merah vairitas unggul nasional. Potensi bisa dikembangkan dari komuditas ini adalah peningkatan produksi, peningkatan lahan dan distribusi. Cabe rawet, luas lahan 6.431 ha dan menghasilkan 1.566 ton/tahun. Potensi yang bias dikembangkan meningkatkan produksi dan perbaikan distribusi, lebih dipasarkan untuk industri pembuatan bahan makanan jadi, atau dikelola jadi saus sambal instant.

Potensi perkebunan ada dua yakni komoditas tanaman semusim dan tahunan. Komoditas tanaman semusim antara lain tembakau, jahi, laos, kunyit, kunci, kencur, temu lawak, temu ering. Sedangkan potensi tanaman tahunan antara lain adalah kelapa, jambu mente, cabe jamu, pinang, asam jawa, siwalan kopi, agave dan lada. Cabe jamu produksinya rata rata 532 ton/tahun. Ini bisa dikembangkan pengadaan mesin otomatis untuk mengolah cabe jamu jadi berbagai jenis jamu, pemasaran produski yang lebih baik, pemasaran dan distribusi.

Tembakau Pamekasan terbaik di Madura. Arealnya mencapai 30 ribu ha denga produski rata 16 ribu ton. Atau sekitar 30 persen dari total Jatim. Pemasarannya pasar regional, nasional dan internasional, kususnya pabrik rokok. Seluruh kecamatan potensi tanaman tembakau.

Potensi kelapa, luas areal 5.233 ha dan produksi pada tahun 2008 mencapai 4.913 ton. Ada di di 7 kecamatan. Perlu optimalisasi produksi, pengembangan jenis produski industri yang berbahan baku kelapa, misalnya minyak kelapa, dan peralatan rumah tangg lainnya dengan sistem kemitraan. Jambu mente ada di 5 kecamatan. Yakni Waru, Batumarmar, Kadur, Pakong dan Pasean. Rata rata produksinya lebih dari 4 ribu ton/tahun dengan luas areal perkebunan 1.670 ha.

Sapi potong. Populasinya 97.970, produski daging 1.911 ton/tahun. Jumlah rumah potong 31 unit, sapi yang masuk rumah potong 10.423. Pemasarannya di luar daerah hingga Jakarta. Peternakan dapat penghargaan dari Presiden RI. Sapi juga menjadi unggulan budaya daerah yakni Sapi Sonok dan Kerapan Sapi.

Untuk menaikkan produksi daging Pamekasan membuat program Satu Tahun Satu Tahun Kelahiran (Sata Saka) dengan kawin suntik sapi Madura dengan sapi Limosin yang hasilnya dinamai sapi Madrasin. Sampai saat ini ada 1.392 akseptor dan 700 ekor sapi Madrasin dengan harga jual Rp 25 juta/ekor. Sementara potensi ayam petelur untuk pasar local tiap hari 10 ton, sementara tiap hari hanya 1,9 ton.

Potensi unggulan perikanan. Ikan layang, teri, tongkol cakalang, peperek merupakan komuditas unggulan. Tangkapan mencapai 12.267 ton/tahun dengan nilai produksinya Rp 180 miliar. Ikan teri nasi memiliki nilai jual tinggi karena tembus pasar internasional. Potensi lainnya adalah rumput laut. Dengan produksi rata rata 500 ton/tahun, tambak bandeng dan udang dengan sekitar 300 ha. Hingga kini lahan yang digunakan untuk tambak udang vaname baru 3,95 ha dengan prodfuski 20 ton.

Potensi garam total luas 2.900 ha. Produski 180 ribu ton/tahun, mampu produksi garam premium 500 ton/tahun. Merupakan penghasil terbesar di Indonesia setelah Sumenep. Ada di tiga kecamatan yakni Pademawu, Galis dan Tlanakan.

Batik tulis Pamekasan ada di 11 kecamatan. Dengan 1200 sentra batik yang masing masing memiliki 5 sampai 10 orang pengrajin batik. Terbesar ada dikecamatan Proppo dan Palengaan. Produksi rata rata 165 ribu lembar/tahun dengan omzet sekitar Rp 12 miliar. Selain memenuhi pasar regional nasional juga untuk pasar ekspor.

Investasi Hotel dan Restoran Sangat Dibutuhkan

Seiring dengan tuntutan pasca beroperasinya Suramadu Kresnayana Yahya menyarankan Pamekasan harus kreatif menyusun program peningkatan ekonomi yang bisa menarik investor. Diantara bidang investasi baru yang menarik adalah bidang hotel dan pariwisata. Saat ini kata dia tiap minggu ada 50 ribu orang luar yang masuk ke Madura. 18 perusahaan bus tiap minggu lakukan kunjungan ke Madura. Ini tentu membutuhkan fasilitas hotel, rumah makan dan pariwisata. Untuk itu maka investasi bidang produk unggulan dan sarana prasarana lainnya sangat penting.

“Saat ini suplai barang misalnya kebutuhan ritel dan lainnya sangat cepat. Karena itu butuh sarana gudang penyimpanan barang, maka kredit perbankan dan perijinan harus mudah dan cepat.Orang Madura itu tidak miskin selama ini namun kurang kerjan, jika semua ini dikembangkan maka akan bergerak dan bangkit. Investasi harus tampak dari naiknya kegiatan ekonomi,” katanya.

Seiring dengan itu maka SDM harus dipersiapkan juga. Lembaga pendidikan kejuruan atau SMK harus ditingkatkan. Jurusan yang dibuka juiga harus sesuai dengam tuntutan masyarakat dan perubahan, misalnya pertanian, perkebunan dan peternakan. Hotel harus ditambah kalau perlu sampai ada yang bintang lima untuk menyesuaikan dengan kebutuhan investasi.

Sementara untuk mengatasi kebuntuhan tata niaga tembakau maka perlu diupayakan pemanfaatan tembakau untuk non rokok, seperti untuk bahan baku minyak atsiri yang nilai ekonominya tinggi dan kebutuhan pasar internasional sangat besar juga. Pamekasan harus bisa mensinkronkan program pembangunan sejalan dengan tuntutan investasi dan lapangan kerja.

”Semua elemen harus tahu tentang pentingnya investasi, karena itu harus ada sosialisasi kepada semua elemen utamanya kalangan ulama dan lain sebagainya. Orang Madura banyak potensi punya bakat namun banyak yang bodoh, makanya cari jalan keluar. Melalui investasi Madura akan jadi maju dan kuat. Madura akan lebih baik dari Bali," tandasnya.

Sumber: Surabaya Post, Kamis, 22 April 2010

Label: , , , , ,

Model Pengembangan Madura

Pengembangan Madura merupakan sebuah wacana yang akan dilakukan sebagai model untuk melihat seberapa banyak kemampuan lokal dan budaya Madura yang bersifat historis dapat dijadikan acuan pengembangan strategis di masa depan.

Kenyataan-nya perkembangan Madura secara kultural telah begitu meluas pengaruhnya sampai diluar pulau Madura, bahkan ada suatu karakteristik kuat yang dikenali masyarakat tentang watak dan budaya Madura yang hadir di setiap sub-kultur masyarakat Indonesia.

Oleh Kresnayana Yahya

Kemampuan utama yang dilandasi oleh sikap pada kondisi alam, sosial, struktur masyarakat, landasan spiritual, dan sosial yang kuat akan membentuk suatu struktur pengembangan yang mempunyai keberlanjutan tersendiri.

Ukuran kemajuan warga Madura yang seringkali ditandai dengan prioritas yang dikerjakan dalam membangun wacana masa depan dan teladan dari orang Madura telah menjadi patokan yang masih akan berkembang di masa mendatang. Sekalipun dianggap non ekonomis tetapi menjadi utama seperti, keinginan untuk naik haji sebagai suatu wujud pengabdian diri pada Tuhan atas anjuran dan pesan Kiai yang mereka lakukan secara sukarela dengan jiwa pengorbanan yang luar biasa.

Model pengembangan kesejahteraan warga Madura merupakan model yang harus dibaca – dicari dan dikembangkan berdasarkan apa yang ada dalam wacana dan historis kekuatan hidup orang Madura. Ditinjau dari latar belakang kondisi geografis dan antropologis serta adanya keterikatan yang kuat dengan sejarah warganya, maka akan terlihat bahwa keberanian hidup merantau itu merupakan sebuah ukuran survival yang dapat dijadikan model.

Upaya memajukan Madura dapat dilakukan dengan meningkatkan produktifitas, memasukkan teknologi, dan mengembangkan kemampuan berorganisasi dalam masyarakat yang sangat paternalistic serta belum dan tidak terlalu menghargai birokrasi.

Bagaimana sebenarnya struktur partisipasi yang paling tepat untuk mengembangkan diri bagi masyarakat Madura yang tinggal di dalam pulau Madura sendiri ?

Bukti empirik menunjukkan bahwa orang Madura yang sempat keluar dan menjadi perantau berhasil secara finansial, sehingga bisa berperan secara sosial dan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan intelektualitas yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kekuatan yang besar untuk membangun pribadi yang kuat dalam pengembangan kemampuan hidupnya.

Masuknya teknologi secara fisik dan kemampuan managerial serta kemampuan berorganisasi merupakan proses utama membentuk daya yang besar untuk menjalin partisipasi untuk menggerakkan partisipasi masyarakat.

Model pengembangan perdagangan serta peningkatan nilai dari seluruh kegiatan pertanian merupakan prioritas utama dalam pengembangan Madura. Model peningkatan ini bisa berupa upaya menjadikan penghasilan pangan untuk Madura menjadi salah satu prioritas yang akan memberikan ketahanan berkelanjutan. Pilihan jenis dan macam bahan pangan akan ikut menentukan apa yang layak dijadikan landasan pengembangan ketahanan pangan Madura. Penyediaan bibit jagung – kedelai dan padi secara melembaga dengan kekuatan lokalnya akan ikut mendorong terbentuknya budaya baru dalam pengadaan pangan.

Beberapa pertanyaan untuk Madura

Industri pangan berbasis kondisi lokal akan dijadikan model utama pengembangan kemampuan pendayagunaan alam dan hasil lautnya. Lalu apa yang menjadi utama ? apakah sikap orang Madura yang lebih mengutamakan exploitasi hasil alam dan lautnya untuk menghasilkan devisa ataukah untuk dimakan sendiri ?

Lalu, bagaimana sikap orang Madura menghadapi kenyataan adanya kebutuhan untuk kerja struktural – kerja formal dan kerja menurut model yang teratur sebagai kerja manufaktur ?

Apakah penerimaan sikap untuk belajar di sekolah formal makin dianggap penting oleh masyarakatnya ? Apakah kekhawatiran bahwa sekolah formal menjauhkan orang Madura dari budaya spiritual yang mengabdi pada seorang Ulama dapat dan akan makin bergeser pada kekuatan individu tersebut ?

Apakah orang Madura punya keyakinan diri yang kuat untuk bertahan – mempertahankan dan menjadikan tanah Madura sebagai sebuah pusat budaya yang mampu bertahan untuk jangka panjang ?

Seberapa kuat pengaruh ini akan dapat menjadi daya tarik dan daya jual wisata pada masyarakat dunia ?

Kesiapan ini tentu dapat dipadukan dengan suatu model wisata cultural dan atau wisata spiritual yang terkait dengan kekayaan budaya serta model kehidupan yang mengutamakan nilai spiritual yang lebih tinggi dari sekedar nilai intelektual

Konsumsi warga Madura masih sangat bergantung dan akan makin bergantung pada wilayah lain seperti Surabaya. Bagaimana keterkaitan ini dapat dijadikan kekuatan untuk mendorong Madura berkembang setelah adanya jembatan SURAMADU ?

Ownership = Kepemilikan tanah – misalnya dan berbagai kepemilikan lainnya makin penting bagi masyarakat awam, tetapi peningkatan kompetensi makin penting bagi masyarakat maju. Bagaimana masyarakat terlibat dan menghargai ini sebagai suatu model baru dalam pengembangan budaya Madura ?

Mungkin bisa dimulai dengan membuat bank tanah dan membuat itu sebagai model kepemilikan warga dan menjadikan itu juga model upaya mempertahankan budaya. Program pembentukan dan peningkatan ketrampilan dagang dan usaha, akan jadi prioritas utama.

Kresnayana Yahya, Pengamat dari ITS, Enciety Business Consult

Sumber: Blog Kresnayana Yahya, Rabu, 09 Juli 2008

Label: , , ,