Budaya dan Politiik pada Zaman Pergerakan
Foto Koleksi Pribadi dari kanan ke kiri: Sosrodanoekoesoemo, Prof Dr Bosch, Pangeran Soerjo Soeparto, Prof Dr H Djajadiningrat, Prof Dr Steyn Callenfels, Pangeran Hadiwidjojo, di Java Instituut |
..... Seorang administratur pabrik gula di Jawa adalah orang yang sangat berkuasa, lebih berkuasa dari bupati, asisten residen atau residen sekalipun. Sebagaimana ditegaskan Semaoen dalam novel politik-nya Hikajat Kadiroen yang terbit tahun 1920, "sa-orang administratur fabriek goela ada berpangkat besar, kaja, dan semoea orang kenal sama dia serta pertjaja kepadanja, tetapi sa-orang "Soeket", (Soeket adalah polisi desa) se-orang ketjil, tidak dikenali oleh orang banjak, apalagi oleh sa-orang ambtenaar sebagai Assitent-Wedono jang membawahkan sampai 10.000 orang ketjilā. Dalam masa sulit pada tahun 1918, ketika muncul bahaya kelaparan, akibat bertambahnya areal penanaman tebu, beberapa pemimpin pergerakan berusaha dengan jalan kompromis berembuk dengan Gubernur Jenderal yang hasilnya sia-sia, sebagaimana Darsono mengungkapkan.
Oleh Razif
Bagaimana telah dikabarkan, maka saudara Tjokroaminoto bersama-sama S.S. Hassan Djajaningrat dan Sosrodanoekoesoemo pergi ke Bogor boeat beremboek sama toean Gouvernur Generaal van Limburg Stirum tentang kekoerangan makan, jang sekarang meneradjang penghidoepan nja anak Boemipoetera di Tanah Djawa sini.
Akan tetapi sia-sia belaka! Permintaan-permintaan tentang hal itoe, jang telah dilahirkan oleh perh. perh S.I., I.S.D.V., dan Insulinde akan dipikirkan dan ditimbang doeloe oleh pemerentah. Atas permintaannja saudara Tjokroaminoto, jang soepaja keboen teboe moelai ini tahoen dikoerangi separo (50%) toean van Limburg Stirum menjaoet, djika temponja beloem datang boeat mengoerangkan itoe. Temponja beloem datang of beloem temponja boeat mengoerangkan itoe keboen teboe.
Meskipun Gubernur Jendral Van Limburg Stirum adalah gubernur jendral yang paling liberal, dalam arti mau mengerti dan mentolerir pergerakan, tetapi untuk mengambil keputusan yang merugikan kongsi gula, Suikersyndikaat, adalah hal yang tidak mungkin. Sebab Suikersyndikaat dengan kekuatan modalnya dapat mengatur seorang gubernur jenderal. Tanpa mengikuti watak kekuasaan modal Suikersyndikaat, ia dapat dimutasi ke daerah koloni lainnya yang sulit dan jauh dari kemewahan. Dan yang lebih menyedihkan lagi, lelang barang-barang miliknya akan dibayar murah sekali atau samasekali tidak dibeli oleh para pemilik pabrik gula.
Sumber: Budaya dan Politik pada Zaman Pergerakan
Label: budaya, dokumentasi, razif, zaman pergerakan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda