Djoko Diminta Lebih Terbuka

DPRD soal Temuan PLTMG

Penemuan energi listrik tenaga mekanikal gravitasi (PLTMG) oleh Djoko Pasiro, warga Jalan Pongkoran, Kota Pamekasan, terus menjadi perhatian. Sebab, jika penemuan tersebut benar dan dapat dipertanggungjawabkan akan sangat berguna bagi pengembangan teknologi.

Namun, penemuan tersebut tidak bisa terus menerus 'disembunyikan'. Sebab, selain dikhawatirkan sama seperti temuan blue energy di Nganjuk oleh Djoko Suprapto, sebuah temuan memang harus diuji terlebih dahulu. Demikian disampaikan anggota Komisi B DPRD Pamekasan, Abdillah Fuad Kuddah, kepada wartawan kemarin siang.

Menurut dia, temuan Djoko perlu mendapat apresiasi. Namun, di sisi lain Djoko harus bisa lebih terbuka. Sebab, hal itu akan berkaitan dengan temuan yang bersangkutan sendiri.

"Sulit rasanya jika tidak ada penjelasan ilmiah untuk publik percaya. Untuk itu, saya kira Djoko harus bisa terbuka," katanya.

Soal kekhawatiran takut dijiplak, Djoko diminta tidak perlu khawatir. Sebab, tidak mudah untuk membuat sebuah rekayasa teknologi. Apalagi, teknologi dimaksud masih tergolong baru. "Misalnya, Djoko presentasi kepada kami di DPRD soal temuannya. Nanti kan bisa jelas, apa memang bisa dikembangkan atau tidak," tandasnya.

Sejauh ini, menurut Abdillah, energi gravitasi memang hanya bertahan pada titik seimbang. Makanya, jika temuan Djoko memiliki pandangan lain, sebaiknya ada presentasi mengenai hal tersebut agar tidak ada kecurigaan publik.

Di sisi lain, Abdillah juga meminta pemkab agar tidak gegabah membantu menguruskan hak cipta dan hak paten bagi Djoko sebagai bagian HAKI (hak atas kekayaan intelektual). "Kalau tidak diuji dulu, minimal ada presentasi yang ilmiah dan logis, khawatir nanti gagal. Saya kira, kalau memang sudah layak, publik pasti mengapresiasi," katanya.

Sebelumnya, staf ahli bidang kesejahteraan masyarakat Abd. Razak Bahman selaku pemegang mandat dari bupati untuk bertanggung jawab dalam hal pengurusan HAKI, menyatakan akan mengajukan dana kepada DPRD.

Sementara itu, Djoko tetap terkesan "menutup" diri dengan temuannya. Indikasinya, ketika diminta menjelaskan lebih jauh, dia memilih diam. Alasannya, pihaknya masih menunggu hak cipta dan hak paten yang akan diurus oleh pemkab.

Hal itu disampaikan dalam beberapa kali wawancara dengan koran ini. Terakhir, Djoko mengatakan, temuannya memang tidak sama dengan prinsip energi pada umumnya. Sayangnya kemarin koran ini kesulitan menghubungi telepon selulernya untuk menanyakan soal harapan DPRD agar dia lebih terbuka. (zid)

Berita Terkait:

Sumber: Jawa Pos, Senin, 09 Februari 2009

Label: , , , ,

1 Komentar:

Pada 24 Mei 2015 pukul 10.33 , Blogger Unknown mengatakan...

Meskipun Mesin pembangkit listrik tanpa bahan bakar yg direkayasa oleh Bpk Joko Pasiro tidak b3rhasil,dan persediaan minyak dunia akan menipis pd th 2030,beruntung bag8 Indonesia yg banyak perkebunan sawit,sebgai bahan baku biodesel(energi baru terbarukan)…dunia pusing minyak, Indonesia menciptakan minyak,dunia krisis minyak Indonesia swasembada minyak ,..Insyaalloh,,.,.

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda