Detik-detik Penyambungan
Bentang Utama Suramadu
Pukul 00.01 Sisi Madura-Surabaya Tersambung Tersambungnya jembatan sepanjang 5,4 kilometer di atas Selat Madura sudah ditunggu lama. Penantian itu terwujud 1 April 2009 setelah segmen terakhir bentang utama terpasang. Bagaimana suasananya?
BERITA tentang akan disambungnya main span (bentang utama) Jembatan Suramadu tercium media sehari sebelum pelaksanaan. Kabar tersebut diterima dari Kepala Satuan Kerja Jembatan Suramadu Sisi Madura Siswo Dwiyanto. Bahkan, sehari sebelumnya koran ini berkesempatan untuk meninjau langsung kegiatan terakhir di bentang utama tersebut.
Senin (30/3) kondisi di bentang utama masih terlihat begitu "kumuh". Peralatan tukang dan besi-besi berserakan di dua sisi jalan bentang utama tersebut. Dalam kondisi itu pihak satker melarang koran ini untuk masuk ke wilayah bentang tengah. Sebab, bentang tengah adalah kawasan kerja konsorsium kontraktor Cina. Orang lokal tidak diperbolehkan menginjak jembatan yang dikerjakan pihak Cina. Tak lama mengambil gambar koran ini segera kembali ke kantor satker.
Pemandangan jauh berbeda ditemui koran ini di detik-detik pemasangan segmen tengah bentang utama pada Selasa (31/3) malam. Koran ini beserta rombongan redaksi meminta kesempatan untuk ikut mengabadikan dan menjadi saksi tersambungnya Jembatan Suramadu. Rombongan koran ini tiba di kantor Satker Suramadu Sisi Madura sekitar pukul 21.50. Sesuai pengarahan beberapa petugas di kantor tersebut, kami masuk ke jalan akses Suramadu. Tanpa kesulitan, kami lolos dan berhasil begitu dekat dengan prosesi pemasangan segmen yang disebut-sebut bagian tersulit itu. Nah, posisi parkir kendaraan koran ini sudah masuk wilayah kerja Cina, bentang utama. Meski terlihat pekerja Cina berseliweran dengan pakaian kerja dan helm khusus proyek, mereka terlihat lebih bersahabat dan banyak senyum. Mereka tak lagi merasa terganggu karena wilayah dan hasil kerjanya "diinjak-injak" orang lokal.
Pukul 22.16, rombongan kehormatan yang akan meresmikan penyambungan Jembatan Suramadu tiba. Di antaranya terlihat Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional V DPU A. G. Ismail, Dirjen Bina Marga DPU Hermanto Dardak, dan Dubes Cina untuk Indonesia Zhang Qi Yue. Tapi, pihak Pemprov Jatim maupun dari Madura tak tampak dalam rombongan itu.
Di pintu masuk bentang utama pelaksanaan penyambungan Suramadu, pekerja Cina sudah bersiap menerima tamu. Mereka mulai terlihat seperti sebelumnya, disiplin, jarang tersenyum, dan gampang marah. Bahkan, mereka segera mencegah ketika koran ini bersama wartawan lokal lain yang hendak masuk lokasi pemasangan segmen. "Saya saja tidak bisa masuk Mas, soalnya tidak punya kartu pengenal khusus dari panitia," ujar Asisten Teknis Satker Sisi Madura Handrianto. Beruntung koran ini berhasil masuk meski harus meninggalkan wartawan lokal lainnya di luar.
Di lokasi kegiatan berlangsung begitu bersemangat. Pekerja Cina berjejer di bagian yang menjadi "daerah kekuasaan" mereka setelah berbagai sambutan disampaikan. Sementara pihak Indonesia berdiri di jembatan yang membentang dari sisi Madura. "Ini kok sepertinya terbalik. Yang dikerjakan Cina kan yang sisi Madura, kenapa mereka berdiri di sisi Surabaya," bisik seorang undangan yang kebetulan terdengar koran ini.
Tombol sirine untuk menandai pengangkatan terakhir segmen bentang utama ditekan tepat pukul 23.30 secara bersamaan oleh Dubes Cina Zhang Qi Yue dengan Dirjen Bina Marga Hermanto Dardak. Pengangkatan segmen sebagai prosesi penyambungan memakan waktu 30 menit.
Setelah tombol ditekan, Hermanto Dardak dan Zhang Qi Yue mengambil tempat di posisi di mana bendera masing-masing negara dikibarkan. Setelah terpisah sejauh 5 meter, keduanya kembali berjabat tangan usai menggunting pita merah yang menandai Jawa-Madura sudah terhubung tepat pukul 00.01 tanggal 1 April 2009. Di saat yang bersaman, langit di atas Suramadu tiba-tiba meriah dengan kembang api memang disiapkan para pekerja asal Cina. Wajah pekerja Cina terlihat begitu ceria, mungkin kembang api itu mengingatkan mereka pada kampung halamannya yang sudah lama ditinggalkan. (NUR RAHMAD AKHIRULLAH)
Sumber: Jawa Pos, Kamis, 02 April 2009
Label: dokumentasi, suramadu
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda