Yang Unik Dari Budaya Mudik Masyarakat Madura
Antri pemudik menuju Ferry yang membawa mereka ke pulau Madura. Disandar tandem untuk memperkecil antrian (Oscar/Epochtimes) (Epochtimes.co.id) |
Idul Adha atau Idul Kurban diperingati oleh umat muslim 8 Desember lalu. Seperti pada adatnya masyarakat muslim melakukan penyembelihan hewan kurban.
Namun ada suatu hal yang tak kalah menariknya dan unik dari kebiasaan yang terjadi pada hari Idul Adha. Yaitu masyarakat suku Madura mereka akan melakukan kebiasaan mudik. Idul Adha yang dikenal juga sebagai Hari Raya Besar merupakan hari untuk berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman.
Sementara itu kota Surabaya yang terpisah hanya 5,4 kilometer (selat Madura) dengan pulau Madura dan banyak masyarakat suku Madura yang tinggal di Surabaya, maka tak pelak lagi pada saat Idul Adha akan terjadi lonjakan arus pemudik.
Pemudik yang mau tidak mau harus melalui jalan laut ini, akan memadati pelabuhan ferry Tanjung Perak Surabaya. Sehingga menimbulkan lonjakan penumpang yang cukup signifikan.
Angkutan kapal ferry memperingati Idul Adha ke pulau Madura khususnya sudah di antisipasi jauh-jauh sebelumnya dan memang ini merupakan tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat Madura yang tidak dilakukan pada saat hari raya Idul Fitri seperti yang kebanyakan dilakukan.
Pada hari Raya Idul Adha ini merupakan kewajiban bagi mereka untuk pulang ke kampung halaman berkumpul dengan sanak keluarga mereka. Bagi masyarakat Madura perayaan Idul Adha dirayakan lebih meriah dari pada hari raya Idul Fitri. Karenanya Idul Adha dikenal sebagai Hari Raya Besar.
Persiapan Armada Ferry
Untuk itu dari pihak pelabuhan penyeberangan ferry ke pulau Madura (ASDP Indonesia Ferry) telah mempersiapkan dengan 3 (tiga) skenario antisipasi. Yaitu: Normal, Padat, Sangat Padat.
Mengantisipasi dengan menyediakan jumlah armada ferry untuk memenuhi kapasitas penumpang. ASDP menyiagakan seluruh kapal ferry yang ada. Yaitu pada kondisi "Normal" disiagakan 12 kapal ferry dengan port time 18 menit sebelum waktu pemberangkatan. Untuk kondisi "Padat" disiagakan 15 kapal ferry dengan port time 15 menit. Untuk kondisi "Sangat padat" disiagakan 18 kapal dengan tanpa port time, jika kapal telah penuh maka segera diberangkatkan. Dengan menggunakan sandar tandem yaitu sekaligus dua kapal yang siap berangkat/melayani.
Kapal-kapal tersebut terus beroperasi selama 24 jam. Rata-rata setiap kapal dapat melakukan pelayaran 24 kali selama 24 jam dengan masing-masing kapasitas penumpang antara 300 – 500 orang. Beberapa ferry bahkan dapat mencapai 800 orang.
Ferry selalu dalam keadaan penuh |
Dari ketiga skenario yang harus diantisipasi yaitu: semua aparat keamanan tetap bertugas tidak diliburkan, seluruh petugas dari mulai staf sampai operasional untuk mengantisipasi operasional pengangkutan ini agar dapat berjalan dengan baik, tidak diliburkan. Seluruh personil yang diturunkan 130 orang. Sebagai informasi sejak H-3 dan H-2 tidak terjadi kecelakaan dan tindak kriminal. Zero accident. Aman, tertib dan cukup kondusif. Pihak ASDP terus berkordinasi dengan pihak keamanan (kepolisian/KPPP).
"Kami bertugas dengan menurunkan seluruh personil di KPPP untuk mengamankan arus mudik ini" demikian diungkapkan oleh Polwan Rossa yang sedang bertugas dengan beberapa orang rekannya.
Mengantri Ferry selanjutnya |
Pada H-3 terjadi lonjakan penumpang sekitar 100% dari hari biasanya atau 17% dari tahun lalu (2007), untuk kendaraan roda dua ada kenaikan 26%, untuk kendaraan roda empat kenaikan 6%.
Untuk H-2 kenaikan penumpang 35%, untuk kendaraan roda dua 42% dan kendaraan roda empat 9% dari tahun lalu.
Dihitung kenaikan rata-rata, untuk penumpang rata-rata terdapat kenaikan 25%, untuk kendaraan roda dua 35% dan untuk kendaraan roda empat sebesar 8%.
Hal ini terjadi menurut Prasetyo B Utomo – Pemimpin Cabang ASDP Indonesia Ferry (persero) menerangkan, "Karena pada saat Idul Fitri banyak masyarakat Madura tidak mudik kemudian pada lebaran Idul Adha mereka secara bersamaan mudik. Ini merupakan tradisi mereka jika Idul Adha. Selain itu juga karena turunnya harga BBM. Hal ini dapat diketahui dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor."
Untuk tarif yang berlaku tidak ada kenaikan tetap sama seperti hari-hari biasa yaitu: untuk perorangan Rp. 4.000,- untuk kendaraan roda dua Rp. 6.000,- (1 orang penumpang/tanpa muatan) untuk kendaraan roda empat Rp. 73.000,- . (Oscar/Amel/NTD_Surabaya)
Sumber: The Epoch Time, Rabu, 10 Desember 2008
Label: budaya, dokumentasi, mudik
3 Komentar:
jadi pengen 'toron' ke madura saat idul adha. pengen bangeett...
Klo dengar kt toron aku 0engen mudik,kerong anak bini cong,.
www0728
louboutin outlet
red bottom
manolo blahnik
nike presto femme
coach outlet
nike outlet
nike factory store
christian louboutin shoes
hermes belt
red bottom
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda