Madura Hidup dengan Budaya Sapeh Sono'

Oleh: Masrur

Hasil budaya masyarakat sebelum dan setelah kemerdekaan yang masih layak diperjuangkan untuk masyarakat Madura adalah sapeh sono'. Pergelaran dan lomba sapeh sono' merupakan ciri khas kegiatan orang Madura yang telah bertahun-tahun berlomba-lamba mencari sapi terbaik yang layak dijadikan tontonan.

Nah, sering kali kita melihat sapi dihiasi dengan berbagai macam ragam perhiasan dari tingkat yang lebih rendah sampai pada yang paling mahal dengan kolaborasi batik tenun Madura.

Pergelaran itu merupakan suatu hakikat rasa cinta terhadap hewan peliharannya dan makhluk ciptaan Tuhan yang harus dicintai, dilindungi, dan diayomi oleh makhluknya. Ini ditandai dengan melakukan pengobatan agar sapi bisa gemuk dan layak untuk dipertontonkan. Di satu sisi sapi diajari berjalan perlahan-lahan, tertatih-tatih, kemudian didiamkan tanpa beranjak dari tempatnya. Untuk itulah pelatihan khusus melatih agar sapi tunduk pada majikan yang telah memelihara dirinya. Dari sinilah akan ada sebuah keistimewaan yang diharapkan dari sapi nomor satu yang layak untuk dijadikan tontonan dan dilombakan.

Untuk menambah keyakinan pada sapi yang telah dilatih oleh majikannya, pemilik sapi datang pada orang yang dianggap sebagai orang pintar dalam dunia mistis atau orang yang punya mantera. Mereka menggunakan jalan dunia mistik atau mantera bukanlah sesuatu yang kebetulan saja. Mereka melakukan hal itu untuk melancarkan jalannya permainan dan membuat sapi tunduk, pasrah, dan siap menghadapi lawan tangguh sekalipun.

Ini bukan hal baru bagi mereka sehingga tanpa diimbangi hal-hal tersebut seakan kurang sempurna dan kurang pasrah. Karena dalam prinsipnya segala cara mereka lakukan untuk memenangkan sebuah pertandingan, apalagi dalam mempertahankan sebuah kehormatan. Mereka tidak memperhitungkan dana yang digunakan, asal mereka berhasil.

Kita tahu bahwa budaya sapeh sono' menjadi bagian tersendiri dan telah melebur di hati masyarakat Madura. Dari golongan anak-anak sampai golongan tua sekalipun masih mengagungkan sapeh sono'. Sapeh sono' merupakan suatu pergelaran yang menarik dan menjadi hiburan masyarakat, baik dari dalam maupun luar daerah Madura. Kita sering mendengar ucapan-ucapan yang terlintas dari masyarakat tentang sapeh sono' bahwa inilah sapi yang harus dikembangkan untuk dijadikan budaya khas Madura yang berjalan lembut indah seindah matahari pagi baru beranjak dari tempat peraduannya.

Kita tahu bahwa orang senang berkorban segala macam untuk mendapatkan sesuatu demi tujuan yang harus dicapai. Mereka beranggapan kalau kalah dalam pertandingan, maka 'dianggap suatu yang naif' sehingga kemudian mencari sapi terbaik mulai dari fisiknya sampai pada karakter sapinya. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan karakteristik orang Madura yang memiliki sifat gigih memperjuangkan apa yang diinginkan sampai berhasil.

Kegiatan masyarakat Madura berinteraksi melalui sapeh sono' telah melebur, menyatu, dan menjadi pemuja 'cinta sapi' sehingga tidak bisa melepaskan diri dari karakter kebudayaan sapeh sono' di Madura. Perjuangan mereka dalam memperjuangkan sapeh sono' tanpa mereka sadari sebenarnya telah mengembangkan budaya Madura yang memiliki karakter berbeda dengan daerah lain. Alhasil, masyarakat Madura telah melebur dan berkolaborasi dengan masyarakat luas. Sapeh sono' telah memperlihatkan kemampuannya menyatukan masyarakat dari ujung timur sampai ke ujung barat pulau Madura. Dengan legitimasi ini sangatlah mungkin memperkuat perjuangan dan pengembangan sapeh sono' sesuai dengan karakteristik kemaduraannya.

Keindahan dalam menonton sapeh sono' mempunyai nilai tersendiri. Keindahan itu mengandung makna yang khas kemaduraannya. Keindahan itu bermuara pada saling mengunjungi daerah masing-masing dan memperkenalkan daerahnya sendiri. Bentuk perkenalan itu ditunjukkan melalui sapi yang bagus dan mampu mengalahkan sapi mereka.

Terlepas dari itu interaksi sosial dan komunikasi antarmasyarakat dari luar daerahnya masing-masing akan semakin cepat, khususnya golongan tua. Masyarakat yang umurnya menengah ke atas berkomunikasi paling cepat melalui sesuatu yang dicintai.

Sapeh sono' telah melebur menjadi kesenangan masyarakat desa yang notabene memelihara sapi. Tentunya memiliki disiplin ilmu memelihara sapi dan mengembangkan sapi menjadi nomor satu. Dari itu kita tahu bahwa masyarakat sangat kental dengan budayanya (sapeh sono') sehingga dorongan, partisipasi, dan pemeliharaannya pada budaya sapeh sono' tidaklah hanya pada masyarakat.

Pemerintah seharusnya ikut andil dalam mengembangkan budaya sapeh sono'. Sebab budaya sapeh sono' lambat laun akan punahn tanpa peran pemerintah. Motivasi pemerintah untuk mengembangkan budaya sapeh sono' akan lebih mampu mengetuk hati marayakat untuk mengembangkan kebudayaan daerahnya.

Kita tidak bisa hanya menjadi penonton masyarakat yang telah memperjuangkan budayanya tanpa adanya kontrol terstruktur dari pemerintah. Masyarakat yang telah berkeinginan kuat menjaga budayanya, paling tidak mendapat apresiasi dari pemerintah untuk lebih meningkatkan lagi budaya sapeh sono' agar lebih mendapat tempat di hati masyarakat.

Penulis: MASRUR Santri PP Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep

Sumber: Kompas, Jumat, 20 Februari 2009

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda