Peluang Emas Bagi Investor

Setelah diketahui bahwa program ini amat menjanjikan, maka usaha ini akan bisa dikembangkan menjadi sebuah usaha produktif bersekala besar dalam jangka panjang yang sangat menggiurkan.

Selama ini, para peternak sapi di Pamekasan dan bahkan di Madura pada umumnya merasa kesulitan modal untuk pengembangan usahanya. Membangun akses dengan pihak perbankan terasa sulit karena usaha peternakannya dianggap kurang prospektif.

Dengan program ini, diharapkan bukan hanya perbankan yang akan tertarik memberikan kredit modal untuk pengembangan usaha peternakan. Pengusaha atau investor juga diharapkan akan tertarik pada usaha ini.

“Pada akhirnya nanti, bukan hanya peternak sapi yang tertarik untuk mengembangkan program ini, tapi juga para pengusaha dan investor. Kalau ini dapat berjalan, akan ada peluang besar dalam upaya peningkatan kesejahteraan peternak di Pamekasan. Insya Allah akan berjalan dengan baik,” kata Ir RMHanafi Hendrayana, Kepala Dinas Peternakan Pamekasan.

Untuk itu, Hanafi rutin melakukan kegiatan yang diberi nama “apel sapi”. Bukan hanya minta peternak mengumpulkan sapi dalam satu lapangan luas, namun juga sosialisasi program Sata Saka secara langsung sembari memberi vitamin dan mineral bagi sapi dan anak sapi warga secara cuma-cuma.

“Dengan sosialisasi macam itu, peternak umum yang semula kurang percaya akan tertarik untuk mengikuti program Sata Saka. Insya Allah, jika tidak ada hambatan, pada akhir tahun 2009 ini nanti populasi sapi akan naik dari 20% tahun 2008 menjadi minimal 40%,” kata Hanafi.

Menurut dia, program ini dapat dipertanggung jawabkan, karena secara ekonomis akan menempatkan peternak ke dalam sebuah harapan peningkatan ekonomi secara signifikan. Demikian pula terhadap lapangan kerja dan peluang usaha. Bagi para pebisnis, tidak akan ragu lagi untuk melakukan investasi kepada peternak di pedesaan.

Tingkat keberhasilan kegiatan ini secara fisik pada tahun pertama diharapkan menjangkau angka 30% dari total sapi betina produktif atau sekitar 15.000 ekor betina. Tahun kedua dan seterusnya diharapkan meningkat 15% setiap tahun sehingga pada tahun kelima diharapkan mendekati angka 80-90% atau 35.000-40.000 ekor sapi betina produktif.

Sedangkan target secara non fisik diharapkan akan terbentuk cara pandang yang sama bagaimana seharusnya mengelola dan memelihara sapi betina. “Sesuai dengan harapan awal, program satu tahu satu kelahiran ini merupakan bagian dari program pemberdayaan petani di pedesaan,” kata Hanafi.

Sumber: Surabaya Post, Senin, 2 Maret 2009

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda