Mohammad Hari, Ketua Prodi S1 Manajemen Universitas Malang

Pemkab Harus Jamin Kepastian dan Kenyamanan Investasi

Untuk menarik minat investor menanamkan modalnya di Madura pasca beroperasinya jembatan Suramadu, pemerintah harus menyiapkan fasilitas sarana dan prasarana infrastruktur yang dibutuhkan pelaku industri. Tanpa tersedianya sarana yang memadai, masuknya investor ke Madura akan tersendat.

MENURUT Ketua Prodi S1 Manajemen Universitas Malang Mohammad Hari, pembangunan sarana infrastruktur yang dibutuhkan pelaku industri harus didukung oleh semua elemen masyarakat Madura. Sehingga, para investor yang akan menanamkan modalnya di Madura tidak ragu dan waswas.

"Ketersediaan sarana infrastruktur tersebut, merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. Kalau akses jalannya belum ada, bagaimana investor bisa tertarik? Ini memang butuh dana besar," jelasnya.

Lulusan Pasca Sarjana UNPAD Bandung ini mengatakan, untuk merangsang masuknya investor ke Madura, pemerintah provinsi maupun kabupaten di Madura harus bisa memberikan jaminan kepastian hukum dan kenyamanan berinvestasi. Salah satunya, dengan menyiapkan perangkat peraturan daerah (perda) yang tegas dan pasti.

"Respon masyarakat Madura juga harus mendukung. Tidak apatis, apalagi sinis. Sehingga, investor merasa betah menanamkan modalnya di Madura," ujar Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Malang ini.

Ayah tiga putri kelahiran Sumenep 1 Februari 1962 ini menambahkan, dengan dijadikannya Madura sebagai kawasan industri baru di Jawa Timur, akan berdampak langsung kepada budaya ekonomi masyarakat lokal. Sebab, sampai saat ini, sebagian besar masyarakat Madura lebih senang berbelanja ke pasar tradisional daripada ke swalayan atau supermarket. Sebab, harganya memang jauh lebih murah.

"Harus diakui, daya beli sebagian besar masyarakat Madura masih rendah. Padahal, daerah industri baru menuntut daya beli masyarakatnya tinggi. Kondisi ini harus diantisipasi sejak dini, sehingga tidak menimbulkan permasalahan sosial di tengan-tengah masyarakat," ingat putra pasangan (alm) Misroen - (almh) Surinti ini.

Hari -panggilan akrabnya, mengingatkan, pemerintah kabupaten di Madura harus menyiapkan program yang matang mengantisipasi masuknya masyarakat pendatang (urban) yang eksodus ke Madura. Sehingga, keberadaan mereka tidak menggeser dan memarginalkan masyarakat asli Madura.

Manurut dia, salah satu langkah yang harus segera dilakukan oleh pemerintah kabupaten di Madura adalah, memberdayakan masyarakat setempat. Khususnya, pemberdayaan di bidang ekonomi dan pendidikan (skill). Sehingga, mereka siap berkompetisi secara sehat dan terbuka dengan masyarakat urban.

"Tapi, sayangnya, sebagian besar pejabat sekarang jarang yang mempunyai pemikiran seperti itu. Mereka lebih memikirkan dan mengutamakan kepentingan pribadi dan keluarganya. Akibatnya, banyak kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak pro-rakyat," ungkap suami Sri Sutjihandajani ini. (taufiq rizqon/edi kurniadi)

Sumber: Jawa Pos, 01/04/09

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda