Pensiun Bukan Berarti Harus Istirahat
Menjalani masa pensiun tidaklah mudah. Bukannya bisa menikmati hidup dengan tenang, pensiun justru bisa membuat stres jika tidak ada persiapan matang.
Wardiman Djojonegoro (75), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998, pernah stres pada tahun pertamanya setelah pensiun sebagai menteri. Padahal, Wardiman sudah mempersiapkan diri sebelum pensiun.
”Karena banyak membaca buku tentang keadaan di Amerika Serikat dan Eropa, saya mempersiapkan sekadarnya. Tetapi, saat mulai pensiun, ternyata yang saya bayangkan sebelumnya tentang pensiun berbeda,” kata Wardiman.
Persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan tabungan untuk keluarga, memberikan pendidikan kepada anak-anak, dan menerima masukan untuk menikmati hidup dengan melakukan berbagai hobi, seperti membaca buku dan fitness.
Di awal pensiun, Wardiman memang banyak mengisi waktu dengan menjalankan hobinya, yaitu fitness dan membaca buku. Dia juga bergabung bersama teman-temannya yang hobi golf.
”Tetapi, sesudah empat-lima kali golf jadi bosan karena tidak ada tujuan yang jelas,” kata Wardiman.
Wardiman pun stres. Karena dilampiaskan dengan makan, berat badannya naik 5-6 kilogram dalam setahun dan pernah mencapai 85 kg pada tahun 2001.
Anggota MPR 1992-1997 ini stres karena punya terlalu banyak waktu, tetapi tidak punya program. Dia kehilangan tim yang selama ini membantunya bekerja. Dia juga kehilangan teman-teman dan merasa dilupakan masyarakat.
Dalam kondisi inilah Wardiman mulai berubah. ”Saya mulai mengendalikan stres, misalnya dengan belajar pernapasan, lalu menjaga kondisi tubuh sesuai pesan dokter. Berat badan saya turun 22 kg dalam waktu 22 minggu,” kata Wardiman.
Selain menjaga kondisi fisik, Wardiman mulai menyibukkan diri. Dia belajar tentang komunikasi di lembaga public speaking Toastmasters, menjadi penasihat di Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan berceramah di Universitas Padjadjaran yang menjadi almamaternya.
Tahun 2004, kegiatannya bertambah dengan menjadi Ketua Yayasan Puteri Indonesia. ”Karena senang dengan keindahan, tawaran dari Panitia Puteri Indonesia saya terima,” kata Wardiman yang menilai perempuan itu sebagai keindahan.
Dengan berbagai kesibukan, Wardiman mulai merasakan hidup yang berkualitas. Berdasarkan pengalamannya ini, Wardiman pun tak setuju dengan pendapat bahwa pensiun adalah waktunya untuk istirahat total.
”Jalani saja hidup dengan normal, tidur 7-8 delapan jam sehari dan tetap berkarya,” kata Wardiman, yang juga menekankan betapa pentingnya persiapan mental menjelang pensiun. (Yulia Septhiani/Budi Suwarna)
Sumber: Kompas, Minggu, 25 Oktober 2009
Label: dokumentasi, sosok, wardiman djojonegoro
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda