Ekonomi Madura Akan Tumbuh 6,5%

Keberadaan Suramadu diproyeksikan akan menarik investor dan memecut potensi terpendam Madura di sektor pariwisata, budidaya mutiara, dan perindustrian. Termasuk membuka akses perbaikan sosial ekonomi masyarakat Madura.

Keberadaan Suramadu diproyeksikan akan menarik investor dan memecut potensi terpendam Madura di sektor pariwisata, budidaya mutiara, dan perindustrian. Termasuk membuka akses perbaikan sosial ekonomi masyarakat Madura.

Ada banyak mimpi dari beroperasinya Jembatan Suramadu. Kemajuan ekonomi dan sosial Madura, khususnya. Sebab selama ini, potensi daerah tersebut hanya dipandang dari sektor perikanan dan kelautan saja.

Tidak heran bila untuk merealisasikan mimpi dari proyek senilai hampir lima triliun rupiah itu, pemerintah berencana membentuk lembaga yang concern dalam pemantauan dan pengelolaan Suramadu dan sekitarnya. Bisik-bisik, lembaga itu bernama Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).

Untuk menggali lebih jauh, wartawan Koran Jakarta, Selocahyo Basuki, mewawancarai Chaerul Djaelani, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur. Laki-laki inilah yang dianggap Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, sebagai orang yang paling memahami potensi Madura dan Jawa Timur. Tidak heran bila Soekarwo bela-belain mengusulkan namanya kepada Presiden menjadi wakil ketua dalam struktur organisasi BPWS bila kelak terbentuk.

Seperti apa proyeksi keberhasilan bila Suramadu beroperasi?

Proyek ini sudah menjalani feasibility study sejak 2002, termasuk efek sosial maupun ekonominya. Jembatan Suramadu jangan dilihat sebagai tujuan akhir. Ini hanya sebagai salah satu infrastruktur dasar yang utama yang mengawali pencapaian yang lebih besar, yaitu pengembangan wilayah-wilayah yang nantinya lebih accessable.

Nantinya, ini dapat mendorong berkembangnya sektor industri dan perdagangan. Selama ini yang menonjol dari Madura hanya pada bidang perikanan dan kelautan. Dari operasionalisasi Suramadu diharapkan menjadi pemicu untuk menghasilkan efek percepatan pembangunan di Madura khususnya dan Jawa Timur pada umumnya.

Potensi apa lagi selain industrialisasi dan perdagangan dari beroperasinya Suramadu?

Cukup banyak, misalnya sektor pariwisata. Pamekasan memunyai Pantai Slopeng yang berpasir putih, budi daya mutiara di Sumenep, tembakau di kawasan Tengah dan Selatan Madura, budi daya udang, dan sapi.

Suramadu juga akan memicu pembangunan infrastruktur-infrastruktur lain untuk pengembangan Madura, misalnya Bandara Trunojoyo dan Pelabuhan Tanjung Bulu Pandang di Bangkalan. Termasuk pelebaran sampai 14 meter di poros Utara dan Selatan Madura dan revitalisasi Waduk Nipah sebagai penyedia air dan pembangkit listrik

Maka itu diperlukan BPWS?

Untuk mencapai semua itu, perlu suatu badan yang merencanakan dan mengoordinasikanya.

Apa tidak ada kekhawatiran tumpang tindih dengan wewenang daerah?

Konsentrasi BPWS adalah RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah, red) di kawasan terpadu yang akan dikembangkan. Sebab, tidak mungkin investor masuk bila kawasannya tidak efisien dan rapi.

Investor-investor itu nantinya cukup masuk melalui satu pintu perizinan di BPWS. Sedangkan regulasinya tetap menganut aturan masing-masing daerah, termasuk retribusi akan masuk ke kas daerah.

BPWS juga akan mengatur dan mengoordinasikan pihak-pihak terkait demi kelancaran operasionalisasi jembatan, misalnya dengan pihak kepolisian soal lalu lintas atau operator tol jembatan.

Lalu, BPWS akan bertanggung jawab kepada siapa?

Langsung kepada Presiden.

Sedangkan yang memimpin ?

Pejabat setingkat eselon satu.

Apa debut BPWS yang akan resmi berjalan bersamaan dengan operasionalisasi Suramadu?

Hingga tiga bulan ke depan, BPWS akan melakukan kajian dan evaluasi berdasarkan perkembangan di lapangan. BPWS juga akan membuat perencanaan induk mengenai pengembangan wilayah Suramadu, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

Kapan hasil nyata berdasarkan proyeksi Suramadu tadi bisa dinikmati?

Kami perkirakan akselerasi pertumbuhan bisa dilihat dalam waktu lima tahun ke depan.

Berapa target pertumbuhan ekonomi di Madura?

Targetnya sekitar 6,5 persen.

Bagaimana respons investor terhadap Suramadu sejauh ini?

Baik sekali dan sudah banyak yang antre.

Misalnya?

Ada yang tertarik untuk membuat pabrik semen.

Soal RTRW, bagaimana pengaturan kawasan tersebut nantinya?

Dari pembicaraan awal, diperkirakan 40 persen lahan untuk sarana infrastruktur dasar seperti jalan dan lainnya. Sisanya untuk lahan industri

Soal mafia tanah, bagaimana mengantisipasinya?

BPWS akan berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional untuk mencegah transaksi yang bisa merugikan. (SB/L-4)

Sumber: Koran Jakarta, Rabu, 10 Juni 2009