Tingkatkan SDM Madura

Setelah Jembatan Suramadu diresmikan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di empat kabupaten di Madura. Untuk tahap awal, akan disiapkan alokasi anggaran melalui Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Gubernur Jatim Soekarwo, Kamis (11/6) di Surabaya mengatakan, saat ini Pemprov Jatim masih menghitung alokasi untuk peningkatan kualitas SDM selama 2009 di Madura. Penajaman kualitas SDM ini salah satunya dilakukan melalui penyelenggaraan balai latihan kerja yang bekerja sama dengan dinas tenaga kerja kabupaten-kabupaten di Madura.

Selain itu, Pemprov Jatim akan bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Departemen Agama untuk membantu peningkatan kualitas guru-guru diniyah salafiyah di Sampang. "Program ini dilaksanakan sepenuhnya pada 2010 sebab beban PAK (perubahan anggaran keuangan) tidak akan mencukupi," tutur Soekarwo.

Adapun pengelolaan Suramadu secara struktural akan dibiayai dari APBN, sedangkan perawatan akan dibiayai dari pendapatan tol seharga Rp 3.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 30.000 untuk kendaraan roda empat golongan I. Pengembangan kawasan ditangani Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) yang dibiayai APBN dan BUMN/BUMD. Pemerintah akan memegang saham pengendali BPWS.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto sebelumnya mengatakan, dengan terwujudnya Suramadu, konsep pengembangan kawasan metropolitan tujuh daerah, yaitu Gerbangkertosusila akhirnya diperluas menjadi Germakertosusila. Pengembangan kawasan metropolitan di sisi Madura yang sebelumnya hanya terbatas untuk Kabupaten Bangkalan, kini diperluas ke seluruh Pulau Madura.

"Jembatan Suramadu berperan vital dalam pengembangan kawasan strategis nasional ini, yaitu sebagai pusat layanan produksi, distribusi, dan jasa," ujarnya. Kawasan Gerbangkertosusila meliputi tujuh daerah, yaitu Kabupaten Gresik, Bangkalan, Mojokerto (kabupaten/kota), Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Namun, setelah terwujudnya Jembatan Suramadu akhirnya Pemprov Jatim memperluas kawasan tersebut menjadi Germakertosusila dengan perluasan daerah Kabupaten Bangkalan menjadi kawasan Madura. Rawan tergenang

Terkait dengan akses Suramadu di Jalan Kedungcowek, kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Sri Mulyono, rawan digenangi air. Pasalnya, kondisi jalan yang cukup rendah itu tidak dilengkapi pompa penyedot air genangan yang memadai. "Genangan air tidak mungkin terhindari kalau satu-satunya saluran terpaksa ditutup karena air laut pasang," kata Sri di Surabaya, Kamis (11/6).

Sri menjelaskan, saluran pembuangan di Jalan Kedung Cowek, Surabaya, itu hanya memiliki satu saluran utama, yaitu pembuangan ke saluran Kali Jeblokan. Saluran itu harus ditutup bila air pasang. Akibatnya, pembuangan dari kawasan di dataran yang lebih tinggi akan menumpuk pada satu saluran itu.

Untuk itu, lanjut Sri, perlu bagi Pemprov Jawa Timur menempatkan rumah pompa untuk menyedot air dari saluran Kali Jeblokan untuk mempercepat turunnya genangan. (INA/DEE/ABK)

Sumber: Kompas, Jumat, 12 Juni 2009

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda