K H Moch Kholil Bangkalan
K H Moch Kholil adalah guru utama yang mencetak banyak ulama besar di Jawa Timur. Sampai sekarang, meski sudah meninggal, banyak ulama yang mengaku belajar secara gaib dengan Mbah Kholil. Banyak cara dilakukan untuk belajar kitab secara gaib dari ulama tersohor ini. Salah satunya dengan berziarah serta bermalam di makam beliau. Seperti pernah dikisahkan KH. Anwar Siradj, pengasuh PP. Nurul Dholam Bangil Pasuruan. Saat mempelajari kitab Alfiyah, beliau mengalami kesulitan. Padahal kitab yang berupa gramatika Bahasa Arab tersebut, merupakan kunci untuk mendalami kitab-kitab lain.
Kiai Anwar sudah mencoba berguru kepada kiai-kiai besar di hampir semua penjuru Jawa Timur. Tapi hasilnya nihil. Suatu ketika, seperti dikisahkan ustadz Muhammad Salim (santri Nurul Dholam), Kiai Anwar dapat petunjuk, agar mempelajari kitab alfiyah di makam Mbah Kholil. Petunjuk gaib itu pun dilaksanakan. Selama sebulan penuh Kiai Anwar ziarah di makam, Mbah Kholil Bangkalan. Di makam itu dia mempelajari kitab alfiyah. "Akhimya Kiai Anwar bisa menghafal Alfiyah," jelas Ustadz Salim.
Banyak ulama generasi sekarang yang meski tidak pernah ketemu fisik dan bahkan lahirnya jauh sesudah Mbah Kholil meninggal, mengakui kalau perintis dakwah di Pulau Madura ini adalah guru mereka. Bukan guru secara fisik, melainkan pembimbing Mbah Kholil sempat menimba Ilmu di Mekah selama belasan tahun. Satu angkatan dengan KH. Hasyim Asy'ari. Selevel di bawahnya, ada KH. Wahab Chasbullah dan KH. Muhammad Dahlan. Ada tradisi di antara kyai sepuh zaman dulu, meski hanya memberi nasihat satu kalimat, tetap dianggap sebagai guru. Demikian juga yang terjadi di antara 4 ulama besar itu. Mereka saling berbagi ilmu pengetahuan, sehingga satu sama lain, saling memanggilnya sebagai tuan guru.
Menurut KH. Muhammad Ghozi Wahib, Mbah Khohil paling dituakan dan dikeramatkan di antara para ulama saat itu. Kekeramatan Mbah Kholil, yang sangat terkenal adalah pasukan lebah gaib. "Dalam situasi kritis, beliau bisa mendatangkan pasukan lebah untuk menyerang musuh. Ini sering beliau perlihatkan semasa perang melawan penjajah. Termasuk saat peristiwa 10 November 1945 di Surabaya," katanya.
Kiai Ghozi menambahkan, dalam peristiwa 10 November, Mbah Kholil bersama kiai-kiai besar seperti Bisri Syansuri, Hasyim Asy'ari, Wahab Chasbullah dan Mbah Abas Buntet Cirebon, mengerahkan semua kekuatan gaibnya untuk melawan tentara Sekutu.
Hizib-hizib yang mereka miliki, dikerahkan semua untuk menghadapi lawan yang bersenjatakan lengkap dan modem. Sebutir kerikil atau jagung pun, di tangan kiai-kiai itu bisa difungsikan menjadi bom berdaya ledak besar. Tak ketinggalan, Mbah Kholil mengacau konsentrasi tentara Sekutu dengan mengerahkan pasukan lebah gaib piaraannya. Di saat ribuan ekor lebah menyerang, konsentrasi lawan buyar.
Saat konsentrasi lawan buyar itulah, pejuang kita gantian menghantam lawan. "Hasilnya terbukti, dengan peralatan sederhana, kita bisa mengusir tentara lawan yang senjatanta super modern. Tapi sayang, peran ulama yang mengerahkan kekuatan gaibnya itu, tak banyak dipublikasikan," papar Kiai Ghozi, cucu KH Wahab Chasbullah ini.
Kesaktian lain dari Mbah Kholil, adalah kemampuannya membelah diri. Dia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tak terpantau mata. "Tiba-tiba baju dan sarong beliau basah kuyub," cerita Ghozi.
Para santri heran, sedangkan beliau sendiri cuek, tak mau menceritakan apa-apa. Langsung ngloyor masuk rumah, ganti baju. Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan Mbah Kholil. Dia mengucapkan terimakasih, karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong Mbah Kholil.
"Kedatangan nelayan itu membuka tabir, temyata saat memberi pengajian, Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah. Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu," papar Ghozi yang kini tinggal di Wedomartani, Ngemplak, Sleman ini.
Sumber: Hamdani Lubis
Label: bangkalan, dokumentasi, kh moch kholil, sosok
5 Komentar:
terimakasih kepada author yang sudah mau berbagi :D
merupakan salahsatu guru dari pendiri NU, hasyim asy'ari,
dan ulama yang selevel pada masanya, adalah syech nawawi albantani, dan kH ahmad rifa'i,
adapun KH kholil bangkalan dakwahnya tentang ILMU alat, dan merupakan pembawa pertama ilmu nhwu di indo.
syekh nawawi albantani dakwah di indonesia dalam ilmu fikih arab. Dan telah mengarang berbagai kitab kuning seperti nashoikhul ibad
kH ahmad rifa'i dakwah di indonesia dalam bahasa jawa (usl fqih tsawuf) dan telah mengarap banyak kitab dan di terjemahkan dalam bahasa jawa.
keistimewaan mbah kholil juga pada waktu syech nawawi albantani, KH kholil bangkalan dan KH ahmad rifai kendal mau kembali ke indonesia, pada waktu mau naik perahu ke indo, beliau (mbah kholil)malah tidak ikut naik perahu dengan KH nawawi dan Kh ahmad rifai, tetapi pada waktu syekh nawawi dan KH ahmad rifai sudah sampai di indo, beliau (syekh kholil )sudah sampai duluan di indonesia, daripada mereka yang naik perahu,
qzz0626
golden goose sneakers
camel shoes
ray ban sunglasses
canada goose jackets
canada goose outlet
supreme uk
louboutin shoes
oakley sunglasses
ferragamo shoes
ugg outlet
nike factory outlet
pandora charms outlet
ralph lauren uk
coach outlet online
skechers shoes
saics running shoes
off-white clothing
pandora charms
longchamp outlet
pandora charms
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda