Menelusuri Setiap Jengkal Pesona Pulau Madura

Menyebrangi laut dari Pulau Jawa menghabiskan waktu hanya setengah jam dengan menggunakan Kapal Ferry yang menggangkut kendaraan dan penumpang. Melintasi selat antara Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Kamal, maka akan sampai di pulau yang mempunyai keunikan tersendiri.

Pulau yang terdiri dari empat kabupaten dengan wilayah yang luas itu, menyimpan potensi wisata yang bahkan belum banyak terjamah oleh tangan manusia. Sehingga tak heran bila pulau ini tertinggal jauh dengan pulau-pulau lain yang memiliki beragam wisata unggulan.

Dengan panjang berkisar 160 km, populasi pulau Madura mendekati 2,3 juta jiwa, yang kebanyakan bekerja sebagai petani atau nelayan. Meskipun pulau ini bagian dari propinsi Jawa Timur, namun dipisahkan oleh suku yang berbeda. Oleh karena itu mereka mempunyai bahasa dan budaya sendiri.

Sejenak ketika menginjakkan kaki di pulau yang terkenal dengan penghasil garam ini akan terasa panas, tandus dan kering. Citra akan penduduknya yang memiliki temperamen tinggi seakan melengkapi. Sungguh suasana yang tidak nyaman sama sekali untuk berada lebih lama lagi di pulau ini. Namun ketika mulai mencoba untuk menjamah keindahan alam dan keunikan wisata di Pulau Madura, maka akan terasa tak rela untuk meninggalkannya.

Sebagian besar orang awam hanya mengetahui tentang Kerapan Sapi. Atraksi paling terkenal di Madura yang diadakan pada musim kemarau antara bulan Agustus dan September. Yaitu merupakan pertandingan antara dua pasang sapi setiap timnya yang dikendarai dan dipacu, selalu membuat keseruan tersendiri pada penontonnya. Namun banyak yang tidak mengetahui betapa banyak pesona wisata lain yang terdapat di pulau satu ini.


Dimulai dengan melewati Kamal kemudian akan sampai di kota terdekat dengan Surabaya, yaitu Bangkalan. Kelengangan tempat ini, membuat tempat biasa saja menjadi indah terutama untuk para wisatawan yang datang dari kota ‘padat’ seperti Jakarta ketika memasuki sebuah taman tua di bawah Mercusuar Bangkalan. Tempat bersejarah peninggalan jaman penjajahan Belanda.

Kemudian kurang lebih 11 km arah utara dari kota Bangkalan, terdapat Makam Air Mata Ibu. Makam ini merupakan Makam istri Raja Cakraningrat. Pahatan batu pada makam itu begitu indah dan mempunyai ragam ukir yang spesifik. Masih berlokasi di Arosbaya, tak jauh dari makam tersebut terdapat cinderamata unik dan banyak diminati oleh para desainer yaitu batik tulis Tanjung Bumi.

Meneruskan perjalanan ke arah timur Bangkalan, maka akan sampai di Kabupaten Sampang. Di tempat ini terdapat Pantai Camplong yang dijadikan tempat persinggahan wisata jalur selatan. Taman rekreasi pantai ini dilengkapi dengan arena bermain anak-anak. Fasilitas penginapan Camplong Cottage di lokasi ini dapat menjadi sarana penginapan wisatawan yang nyaman.

Pantai Camplong adalah tempat yang tepat untuk melihat matahari terbit atau terbenam, ketika perahu layar biru berlayar. Udara sangat segar dari pantai merupakan pandangan yang sangat mengagumkan dengan pegunungan yang melintang di sisi Selatan. Masih di Sampang, kita akan menemukan keindahan Air Terjun Toroan yang sangat unik. Air sungai yang langsung terjun ke laut dan masih bersih dari coretan-coretan cat dari orang yang tidak bertanggungjawab.

Berlokasi di jalur Sampang-Pamekasan terdapat sebuah tempat wisata unik yang tidak bisa ditemui di tempat lain, sumber api alam abadi yang biasa disebut Api Tak Kunjung Padam. Keanehannya yaitu nyala api yang hanya menyala di tanah sekitar pagar saja dan sampai saat ini tidak ada yang tau dengan pasti asal muasal api tersebut.

Beranjak 33 km dari timur Sampang, tepatnya di kecamatan Proppo terdapat kerajinan seni batik tulis Madura yang memiliki corak berbeda dengan batik Madura lain. Batik ini sekaligus menambah koleksi corak batik di pulau yang terkenal dengan budaya carok-nya ini.

Sampai di ujung Pulau Madura, yaitu Sumenep dikenal dengan Yogyakarta-nya Madura. Hal ini tidak heran melihat penduduknya yang bertutur kata halus dan lembut tak seperti penduduk Madura kebanyakan. Ditambah lagi dalam kota ini terdapat khasanah seni budaya yaitu Keraton Sumenep yang masih terpelihara dengan baik. Keraton ini arsitekturnya bergaya campuran antara gaya arsitektur Jawa, Cina, Barat bahkan Arab. Disamping itu masih banyak lagi daya tarik wisata yang menarik, seperti Masjid Jamiq dan makam keluarga Raja Asta Tinggi.

Selain itu, tempat ini memiliki kesenian klasik tari Mowang Sangkal, tari Topeng Dalang dan beberapa tari tradisional lainnya yang semakin menambah kekayaan budaya.

Berbeda dengan keratin-keraton yang ada di Jawa, seperti Kasultanan, Mangkunegaran dan yang lain, di Keraton Sumenep tidak lagi menjadi tempat tinggal raja atau keturunan raja. Pendoponya hanya digunakan untuk pertemuan penting saja. Di sebelah pendopo terdapat Taman Sare yaitu yang dahulu kala tempat istri dan putri raja mandi. Tempat pemandian ini tidak jernih lagi, namun masih indah dipandang mata.

Keindahan alamnya juga tidak bisa diragukan lagi oleh keberadaan Pantai Slopeng dan Pantai Lombang dengan hamparan pasir putih serta cemara udang. Pulau ini juga mulai terkenal di mata internasional akibat keberadaan cemara udang yang hanya tumbuh di beberapa tempat di dunia.

Perjalanan tidak hanya terhenti sampai disini saja, karena Sumenep sendiri masih memiliki 76 buah pulau kecil. Pulau-pulau tersebut berjejer indah memperkuat Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan. Kepulauan ini disebut Kepulauan Kangean, karena luas wilayah pulau ini adalah yang paling luas diantara pulau lain. Beberapa pulau lainnya yaitu Pulau Sapudi, Raas, Puteran dan masih banyak lagi. Pemerintah Kabupaten Sumenep menyebutnya sebagai objek wisata Island Resort.

Objek wisata itu menyajikan keelokan pantai yang biru beserta terumbu karang yang masih asri dan tenang. Menjelajahi kepulauan tersebut bukan hal yang sulit, karena tersedia puluhan kapal yang akan mengangkut para pelancong di Pelabuhan Kalianget.

Kepulauan ini juga mempunyai buah tangan yang unik dan menarik, yaitu ayam bekisar dan ukiran kayu jati. Harga yang jauh lebih murah di pulau ini daripada tempat lain, membuat banyak pelancong menyempatkan diri membelinya.

Begitulah sederetan pesona di Pulau Madura. Tak akan ada habisnya jika menelusuri keindahan pulau ini. Namun memang sangat disayangkan ketika melihat banyaknya objek wisata yang masih terbengkalai, tidak terawat dan tidak dikelola secara profesional.

Pembangunan Jembatan Suramadu yang sebentar lagi akan rampung, dipastikan akan membuat banyak perubahan. Mulai banyak investor melirik Pulau Madura. Terlebih lagi masyarakat Madura dikenal memiliki karakter dan corak kehidupan yang berbeda dari lainnya. Hal ini semakin memperkuat daya tarik di mata para pebisnis. Maka dari itu lebih baik lagi jika yang mengelolanya adalah masyarakatnya sendiri. Suatu saat nanti, Pulau Madura juga akan menyamai pulau lain dengan segudang wisatanya. (rina)

Sumber: Sepatu Kaca, Senin, Juni 1st, 2009

Label: , ,

3 Komentar:

Pada 9 Mei 2010 pukul 10.46 , Anonymous Anonim mengatakan...

tolong tampilkan luas, panjang dan lebar madura secara keseluruhan. dan adat mengenai madura

 
Pada 7 Agustus 2010 pukul 20.18 , Blogger tentang pulau raas mengatakan...

kalo' bisa selipkan sejarah tentang pulau madura.......!!

 
Pada 25 Mei 2018 pukul 10.45 , Blogger Unknown mengatakan...

www0525

canada goose jackets
fitflops
denver broncos jerseys
raptors jerseys
cheap jordans
kate spade outlet
columbia sportswear
air max 2017
ferragamo outlet
michael kors outlet

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda