Madura yang Hijau Sebelum menjadi
Gersang dan Tandus
Banyak dari orang Madura yang mengetahui, kalau dulu Madura adalah pulau yang sangat gersang dan tandus. Kondisi sekarang sudah lumayan, bila dibandingkan kekeringan di jaman dulu.
Ketika tidak ada hutan sama sekali, sumber mata air sangat langka. Sedemikian gersangnya, ketika musim paceklik tiba, sebagian dari rakyat Madura hanya bisa makan daun ape-ape (sejenis bakau).
Tapi tidak banyak orang mengetahui, sebelum Madura sangat kering, tandus, dan gersang, Madura itu adalah pulau yang sangat hijau dan subur.
Bagaimana bisa, Madura yang dari dahulunya adalah subur dan hijau, tiba-tiba menjadi gersang dan tandus. Apakah ada kejadian alam, ataukah terjadi karena perbuatan manusia?
Seperti yang sudah kita tahu bahwa keadaan suatu Negara dilihat dari segi sosial dan ekonominya ditentukan oleh kebijaksanaan atau politik-beleid yang dijalankan oleh pemerintah Negara itu. Begitupun keadaan di Madura pada masa itu.
Madura sepeti Surabaya, Pasuruan dan Gresik yang pernah menjadi Negara yang berdaulat. Kemudian menjadi jajahan dalam lingkungan Nederlands Indie. Sekarang menjadi bagian dari daerah Republik Indonesia yang merdeka. Perubahan status Madura ini yang mengakibatkan perubahan aspek sosial dan ekonomi nya.
Pada saat Madura masih hidup berdampingan dengan kerajaan Mataram, Gubernur Jenderal Maetsuyker dari kompeni menulis laporan kepada Dewan 17 (de heren 17) mengenai persekutuan yang diadakan oleh Adipati Anom dari Mataram dengan Pangeran Trunojoyo dari Madura. Mengenai pulau Madura dikatakan het eiland is zeer vruchtbaar (Madura adalah pulau yang subur).
Di dalam cerita kuno 'Rogopadmi dan Bangsacara' yang terkenal dikalangan masyarakat Madura, menyebutkan bahwa pulau Madura penuh dengan hutan 'seperti meja yang ditutup dengan taplak yang berwarna hijau'. Pulau Kambing dan Gili dan pulau Mandangil di Kabupaten Sampang dikatakan bahwa disana penuh dengan kijang dan rusa.
Terdapatnya hutan yang sangat lebat seperti yang diceritakan oleh cerita kuno tersebut menunjukkan adanya tanah yang sangat subur. Laporan Gubernur Jenderal Maetsuyker kepada Dewan 17 di Negeri Belanda itu sangat sesuai dengan apa yang tertulis di dalam cerita kuno Madura.
Kejadian ini juga diperkuat oleh Boersema dan Mohr di dalam Verhandeling No. 14 bagian II Magnetisch en Meteologisch Observatorium di Jakarta. Kedua orang ahli pengetahuan tersebut menyebutkan bahwa di sekitar Arosbaya dan Geger di Kabupaten Bangkalan, di dalam satu tahun nya musim hujan selama 10 bulan. Sedangkan di Madura tengah mulai dari Bangkalan sampai distrik Batang-batang (Kabupaten Sumenep) masih hujan selama 8 bulan, dan di bagian Madura utara dan Selatan selama 6 bulan.
Ini adalah keadaan di Madura sebelum berubah menjadi kering dan gersang. Apa penyebab nya sehingga sedemikian Parah kekeringan yang melanda Madura setelah itu? (sd/rdp)
lanjut ke Madura Menderita karena Van Den Bosch
Sumber: reng oneng
Label: artikel, dokumentasi, lingkungan hidup, madura
2 Komentar:
qzz0626
golden goose sneakers
camel shoes
ray ban sunglasses
canada goose jackets
canada goose outlet
supreme uk
louboutin shoes
oakley sunglasses
ferragamo shoes
ugg outlet
www0728
louboutin outlet
red bottom
manolo blahnik
nike presto femme
coach outlet
nike outlet
nike factory store
christian louboutin shoes
hermes belt
red bottom
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda