Madura Harus Punya Alquran Sendiri

JIKA tidak diantisipasi, maka Bahasa Madura lambat laun akan benar-benar hilang dari peradaban manusia. Seperti yang dikhawatirkan banyak kalangan (Amin Bashiri dalam Pamator-Radar Madura, edisi Senin 17 November 2008).

Semangat kalimat di atas kurang lebih sama dengan pernyataan HM. Sja'roni. Yang mendukung keberadaan Alquran dalam terjemahan Bahasa Madura. Pasalnya, selain menjaga "kelangsungan hidup" Bahasa Madura, terjemahan Alquran tersebut juga sangat berguna bagi kemajuan masyarakat Pulau Garam tersebut.

"Saya sangat setuju kalau ada Alquran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Madura. Sebab, di Madura kan tidak semua masyarakat bisa memahami kata dalam bahasa Indonesia. Terutama bagi masyarakat pedalaman ini akan sangat berguna.," tegas dosen yang kini sedang menulis desertasi tentang tafsir Alquran Al-Misbah karya Quraisy Shihab ini.

Bagi dia, Alquran sebenarnya menyimpan segala hal yang dibutuhkan oleh manusia. Hanya, selama ini Alquran masih dipelajari sebatas untuk memeroleh pengetahuan di bidang ibadah saja. Selain itu, ada kecenderungan masyarakat Madura memerlakukan Alquran hanya untuk dilagukan tanpa banyak memahami segala hal yang ada di dalamnya.

"Membaca atau melagukan saja memang memeroleh pahala. Tapi seharusnya bisa lebih dari itu. Apa yang tidak ada di Alquran, semuanya lengkap," ujarnya.

Menurut dia, terjemahan Alquran ke dalam bahasa Madura akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bisa memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang ada di kitab suci umat Islam di seluruh dunia tersebut. "Di Jawa sendiri terjemahan Alquran ke dalam bahasa daerah sudah ada sejak lama, namanya Al-Ibris," tandasnya.

Sebagai salah seorang yang cukup ahli mengenai tafsir Alquran, Sja'roni sangat menyayangkan masyarakat yang masih memerlakukan Alquran hanya sebatas tuntunan ibadah saja. Sebab, segala ilmu ada dalam Alquran yang disajikan dalam tafsir-tafsir karya ulama besar di dunia dan Indonesia.

"Kita di Indonesia ini sangat lemah di bidang ilmu pengetahuan, tapi di ibadah memang top. Padahal, segala ilmu ada di Alquran," tandasnya.

Sebagai contoh, sambungnya, warga Perancis yang mencoba menguji kebenaran Alquran. Dalam surat Sabah, mereka menemukan bahwa di Yaman pernah dipimpin oleh seorang wanita, Ratu Balqis. Dalam ayat itu juga dijelaskan sang ratu berhasil membuat bendungan besar. Namun, karena bangsanya ingkar Allah menenggelamkan bendungan tersebut ke dalam tanah.

Warga Perancis itu kemudian pergi ke Yaman dan menggali tanah yang dalam Alquran dinyatakan sebagai tempat dibangunnya bendungan. Kenyataannya di tanah tersebut ditemukan benda-benda yang dipakai untuk membangun bendungan. Sehingga, peneliti tersebut akhirnya mengakui kebenaran Alquran dan masuk Islam.

"Nah, saya berharap di Madura bisa seperti itu. Pertama untuk menambah keimanan dan membuat mereka maju di segala bidang. Jadi, tidak salah kalau ada Alquran terjemahan bahasa Madura, karena orang Madura memang harus punya Alquran sendiri," katanya memungkasi pembicaraan dan bersiap untuk kembali mengajar. (nra/ed)

Sumber: Jawa Pos, Kamis, 20 November 2008

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda