Berharap Generasi Madura Bangkit

PERKEMBANGAN Madura sangat bergantung pada warga Madura sendiri. Mereka tidak boleh kehilangan momentum gebyar pembangunan yang secepatnya akan segera berlangsung di pulau seribu pesantren tersebut. Berharap pada bantuan orang lain tidak akan banyak membantu jika upaya di dalam tidak signifikan mendukung. Bagaimana pun jangan membuat diri terjebak dalam ketergantungan bantuan.

Harapan yang masih bisa datang dari Madura sendiri adalah bangkitnya generasi muda. Mereka harus berani mencoba dan menatap kesulitan, sehingga mereka bisa belajar banyak hal dari rintangan dan halangan tersebut. Pada dasarnya banyak pihak yang akan membantu para generasi muda tersebut. Dengan catatan, mereka berani mencoba dan memulai.

Demikian disampaikan Titut Sayekti saat dimintai pendapat mengenai perkembangan Madura. "Saya ingin sekali mengingatkan generasi muda di Madura bahwa mereka harapan. Mereka harus bangkit, semua tergantung pada mereka. Saya pribadi siap membatu jika dibutuhkan," gagasnya.

Dia menerangkan, banyak program-program pemerintah yang bertujuan untuk mengembangkan usaha-usaha kecil kerakyatan. Pemikiran cerdas dan kelincahan masyarakat muda di Madura adalah alat yang bisa menjadi motor penggerak perekonomian. "Mereka yang harus mencari kesempatan itu," tegas wanita pengusaha ini.

Tidak lama lagi, lanjutnya, Dirjen Dikti akan menurunkan beasiswa kepada para generasi muda, khususnya mahasiswa. Dari para mahasiswa diharapkan ada perluasan usaha hingga mereka yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Mereka harus memiliki konsep yang jelas. Segala pemikiran usaha yang dituangkan dalam sebuah proposal kemudian diserahkan pada pihak terkait.

"Kalau tidak bisa di kabupatennya ya ke provinsi. Pokoknya mereka harus berani coba. Anak muda kan punya semangat dan energi lebih tinggi, nantinya juga akan berguna bagi lingkungannya," papar Titut.

Menurut putri pasangan Suroso Prawiroatmojo dan Jumardiah ini, pemuda yang ingin mengembangkan daerahnya tak perlu berpikir yang muluk-muluk. Cukup melihat potensi daerah apa yang perlu digarap lebih lanjut. Jika di daerahnya berkembang peternakan, maka ajukan usulan mengenai sistem peternakan yang profesional. Mulai dari pembibitan hingga pengolahan hasilnya. "Begitu juga dengan dengan potensi yang lain," tandasnya.

Sangat disayangkan, generasi Madura belum banyak berpikir untuk pengembangan potensi alam di sekitarnya. Padahal, Madura merupakan pulau kaya potensi alam yang belum digarap secara profesional dan memperlihatkan hasil signifikan bagi masyarakat.

Yang lebih penting lagi, generasi muda masih memiliki idealisme untuk membangun daerahnya. Sehingga, mereka bisa menyingkirkan pemikiran negatif orang luar mengenai Madura. "Saya pernah bertemu dengan pengusaha rumput laut dari Singapura. Dia meminta saya untuk mengumpulkan rumput laut di Jawa Timur kecuali Madura. Saya bertanya-tanya mengapa begitu. Orang Denmark juga begitu," ulas Wakil Ketua Kadin Jatim dan Iwapi Surabaya ini.

Pada kenyataannya, orang luar masih menganggap warga Madura belum bisa menjalankan bisnis secara fair dan profesional. Sebab, sekali orang luar kecewa ketika menjalin bisnis dengan seseorang, maka seterusnya mereka akan mem-black list-nya. "Ini harus diperbaiki. Karena saya lihat dari rumput laut saja Madura termasuk daerah yang potensial," imbaunya. (nra/ed)

Sumber: Jawa Pos, Rabu, 31 Desember 2008

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda