Usia Suramadu Bisa Seratus Tahun Lebih

Meski mengejar target operasi April 2009, pemerintah, tampaknya, tidak mau kualitas Jembatan Suramadu bermasalah. Yang terbaru, kini disiapkan sebuah sistem yang diberi nama structural health monitoring system (SHMS).

Lewat sistem itu, ditargetkan umur kelaikan Jembatan Suramadu bisa diperpanjang. Selain itu, pendeteksian kondisi seluruh bagian jembatan bisa diketahui lebih dini.

"Sistem ini sudah disiapkan. Kami harap sistem baru ini bisa diterapkan sebelum jembatan dioperasikan," kata Kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional, V A.G. Ismail dalam seminar Prospek Pembangunan Jembatan Nasional Suramadu di Hotel Garden Palace kemarin (29/12).

Dia menjelaskan, sistem tersebut merupakan sebuah teknologi untuk memperpanjang umur pelayanan jembatan dengan cara penurunan kemampuan (degradasi) dan kerusakan bisa dideteksi lebih awal. Dengan begitu, bisa dilakukan tindakan lanjutan.

Lalu, seperti apa teknis kerja sistem anyar itu? Dia menjelaskan, aktivitas teknologi SHMS adalah untuk menyediakan semua informasi yang terkait dengan pengoperasian dan pemantauan. Setelah itu, informasi tersebut diolah operator. Hasilnya, dari informasi itu nanti bisa diketahui seperti apa kelayakan kondisi jembatan pada saat itu.

Dari situ, operator melakukan identifikasi. Setelah diketahui, langsung bisa dilakukan tindakan perbaikan, baik secara manual maupun otomatis. Lewat cara itu, umur Jembatan Suramadu yang diprediksi mencapai 100 tahun bisa ditambah lebih panjang.

Selain menjamin kelaikan kondisi jembatan, teknologi tersebut diklaim memiliki beberapa fungsi lain. Di antaranya, bisa mencatat beragam kejadian khusus. Mulai potensi gempa, angin besar, hingga mengetahui tingkat kelayakan kendaraan yang melintas di sana.

Saat ini pemprov juga sudah berencana melakukan penelitian terkait beragam aspek seputar pengembangan kawasan Suramadu. Rencananya, penelitian itu meliputi berbagai aspek pasca pembangunan. Mulai aspek pengelolaan, transportasi penyeberangan, pengembangan investasi, hingga beragam aspek lain.

Hasil studi tersebut menjadi salah satu bahan rekomendasi kepada pemerintah pusat yang bakal menjadi supervisor dalam proyek pengembangan nanti. (ris/nw)

Sumber: Jawa Pos, Selasa, 30 Desember 2008

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda