Warga Miskin Turun 35,76 per sen

Dalam banyak kesempatan Bupati Kholil menegaskan bahwa selama dua tahun memimpin Pamekasan dia membagi menjadi dua tahap. Tahun pertama sebagai tahun penjajakan dan tahun kedua dinamakan dengan tahun awal mulai bekerja. Dan tahun ketiga adalah tahun akselerasi pembangunan yang akan dimulai tahun 2010 ini. Pada tahun pertama dan kedua sudah banyak prestasi yang dicapai oleh keduanya, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan maupun bidang lainnya.

Oleh Masdawi Dahlan

Dalam bidang ekonomi Pamekasan bisa menurunkan angka kemiskinan. Jumlah warga miskin di Pamekasan selama dua tahun terakhir ini menurun signifikan. Pada tahun 2008 lalu dari jumlah penduduk sebanyak 835.101 jiwa, yang tergolong miskin sebanyak 354.271 jiwa atau sekitar 43,62%. Namun pada tahun 2009 lalu jumlah penduduk miskin turun sekitar 35,76% atau menjadi 234.019, atau sekitar 27,48% dari jumlah total penduduk yang mencapai 851.690 jiwa.

Selain berhasil menurunkan angka kemiskinan, Pamekasan selam dua tahun terakhir ini juga berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Pada tahun 2008 angka pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan 16,18% dibandingkan tahun 2007 yakni dari 4,76% naik menjadi 5,53%. Dan pada tahun 2009 naik lagi menjadi 5,63%, sehingga angka pertumbuhan ekonomi Pamekasan berada diatas Jawa Timur yang berada dalam kisaran 4,9%.

“Kalau kita cermati bersama dengan sekalipun dengan kemampuan keuangan yang serba terbatas, dari tahun ke tahun terhadap anggaran yang kita belanjakan, ternyata kita mampu merangsang untuk menaikan performance kondisi ekonomi makro kita. Ini tentunya tidak lepas dari hasil kerja kita kita bersama selama dua tahun ini, “ kata Bupati Kholil saat membuka Musrenbang Kabupaten awal April lalu.

“Yang paling membanggakan kita adalah bahwa dari hasil kerja keras selama dua tahun Pamekasan telah membawa hasil yaitu dari hasil evaluasi Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, kabupaten Pamekasan termasuk daerah yang naik peringkat. Pada tahun 2009 jumlah desa tertinggal turun menjadi 77 desa dari 144 desa pada tahun 2006,” tambahnya.

Kondisi ekonomi makro tahun 2009 meskipun terjadi defelasi sebesar 3,01%, akan tetapi aktifitas ekonomi di masyarakat tidak stagnan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat PDRB tahun 2009 yang mengalami kenaikan sebesar 10,58% yaitu dari Rp 3,80 trilyun pada tahun 2008 menjadi Rp 4,21 triliyun pada tahun 2009. Begitu juga pendapatan perkapita mengalami kenaikan sebesar 6,88% yaitu dari Rp 4,28 juta pada tahun 2008, naik menjadi Rp 4, 58 juta pada tahun 2009.

Meski demikian berdasar dinamika ekonomi tersebut, dalam menghadapi pembangunana tahun anggran 2011 mendatang Bupati Kholil berharap kepada seluruh SKPD agar memprioritaskan programnya pada kegiatan yang penduduk miskinnya masih tinggi dan wilayah yang kondisi infrastrkturnya tertinggal, sehingga akan dapat mengurangi kesenjangan antara wilayah satu dengan lainnya.

Kondisi penduduk miskin di Pamekasan tiap kecamatan tidak merata, paling tinggi terdapat dikecamatan Proppo yaitu sebanyak 37.645 jiwa atau sekitar 47% dari jumlah total penduduknya. Terendah ada di wilayah kecamatan Galis yakni sebanyak 4.012 jiwa atau sekitar 13,19% dari jumah total penduduk yang ada dikecamatan tersebut.

Dalam hubungan antar elemen masyarakat Kholil dan Kadarisman berhasil mengakrabkan antar elit masyarakat utamanya antara para alim ulama dan antara ulama dan umara. Alim ulama yang sempat berjarak dengan pemerintah pada era kepeminpinan bupati sebelumnya dapat bersatu kembali dan bisa banyak bersinergi mendampingi dan mendukung perjalanan dan program pemerintahan.

Prestasi non ekonomi yang dicapai Kholil dan Kadarisman adalah berbagai penghargaan, diantranya sebagai daerah kabupaten penggerak koperasi katagori berhasil, sebagai daerah yang berhasil dalam peningkatan produksi beras nasional. Dibidang pertanian Kelompok Tani Jaya Makmur Desa Dempo Timur terpilih sebagai Kelompok Tani terbaik nasional bidang agrobisnis bawang merah. Juga Kelompok Tani Srikuning Kecamatan Galis sebagai Kelompok Tani terbaik Nasional bidang peternakan. Pamekasan juga dapat penghargaan sebagai daerah yang kreatif membuat terobosan program bidang kesehatan.

Di bidang pendidikan pada tahun 2009 lalu, dua orang siswa SMAN 1 Pamekasan atas nama M Sahibul Maromy dan Ali Ikhsanul Qauli berhasil meraih medali perunggu dalam Olimpiade Fisika Internasional tingkat Asia yang dilaksanakan April 2009 di Bangkok Tailand dan kini keduaya kembali menjadi duta Indonesia pada event yang sama di Taiwan 23 sampai 30 April mendatang.

Di bidang penegakan hukum, Kejari Pamekasan terpilih sebagai Kejari Terbaik dalam penanganan kasus korupsi. Sedangkan yang tercapai dalam bidang keamanan Pamekasan berhasil mendapat penghargaan sebagai daerah yang berhasil menangani potensi konflik dengan baik dan dinilai terbaik dalam hal resolusi konflik.

Yang menarik pada tahun kedua memimpin Pamekasan, Bupati Pamekasan Drs KH Khalilurrahman SH MSi memiliki kesibukan humanis lain diluar tugas pokoknya, yakni mengunjungi warganya yang menderita penyakit akut dan penyakit aneh lainnya. Mereka kemudian dibantu penyembuhannya dengan tanpa dipungut biaya alias gratis. Hingga kini sudah sekitar 50 orang penderita berbagai penyakit di 13 Kecamatan yang berhasil ditangani melalui kegiatan ini.

Banyaknya warga yang mengalami penyakit akut karena dibiarkan sejak awal penyakit itu menjangkit, sehingga menjadi penyakit menahun sulit disembuhkan. Hal itu terjadi disebabkan oleh faktor ekonomi lemah, keterbatasan membangun akses dengan rumah sakit dan lemahnya pengetahuan tentang pentingnya kesehatan. Para penderita penyakit itu ada yang bisa diatasi oleh RSUD Pamekasan ada juga yang harus dirujuk ke Surabaya.

Di antara yang sudah berhasil ditangani dan sembuh total adalah Moh Ramadan (5) anak warga miskin asal Desa Rang-perang Daja Kecamatan Proppo, penderita hernia akut yang diderita sejak dilahirkan. Juga Maryono (40), lelaki miskin tuna wicara warga Desa Ceguk Kecamatan Tlanakan, kini sudah bisa sembuh total dari hernia akut yang dideritanya sejak puluhan tahun.

Apa yang dilakukan Bupati Kholil ternyata mendapat respon positif dan apresiasi positif dari Kementerian Kesehatan RI dan Kementrian Sosial RI. Bupati Kholil mengatakan apa yang dilakukannya tidak lain hanya untuk membantu melayani kebutuhan warganya. Karena ekonomi, kekurangan akses ke rumah sakit dan tidak faham tentang makna kesehatan, banyak penderita penyakit yang dibiarkan saja hingga parah dan sulit disembuhkan.

Sumber: Surabaya Post, Senin, 19 April 2010

Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda