Belajar IPA via Karapan Sapi

SALAH seorang guru berprestasi, yang diidamkan dunia pendidikan di Bangkalan adalah Drs Imam Muslich, guru IPA SD Pejagan 2 Bangkalan. Imam merupakan salah satu finalis lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tingkat nasional tahun 2008.

Ia satu-satunya peserta guru SD dari Madura, di antara 6 peserta tingkat SD dari Jawa Timur. Lomba yang diadakan setiap tahun ini diselenggarakan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Sosok guru seperti Imam tidak hanya mengajar secara teoritis di depan para siswanya. Saat mengajarkan tentang pengaruh gaya pegas dan gaya gesek pada benda misalnya, Imam menggunakan alat peraga berupa sapi-sapian.

Tengoklah bagaimana Imam saat mengajar 40 siswa kelas VI di SDN Pejagan 2 Bangkalan. Awalnya, para siswa diajak bergotong-royong memindahkan beberapa meja. Gabungan meja itu dijadikan arena permainan karapan sapi-sapian.

Sapi-sapian itu terbuat dari pecahan genteng (tembikar), sementara kayu kecil untuk keleles (pasangan)-nya, juga ada pegasnya dari karet.

Tembikar ini ada yang dibuat bulat total. Lainnya bulat bergerigi dua, bulat bergerigi empat, dan bulat bergerigi enam dan delapan. Gerigi ini untuk membuktikan daya geseknya.

Siswa dengan bergerombol di pinggir arena karapan sapi, bersiap-siap membuktikan teori pelajaran IPA yang telah didapat. Guru Imam Muslich meminta beberapa siswa agar agar memutar gerigi yang dihubungkan dengan pegas di keleles karapan sapi. Pertama dengan putaran 5, 10, 15.

Dalam praktik itu, tembikar yang digunakan polos. Semakin banyak memutar pegas, semakin cepat lari sapi-sapian itu.

“Ini apa artinya?” tanya Imam. “Semakin banyak pegas diputar semakin kuat pengaruhnya," jawab seorang murid.

Sedang untuk membuktikan gaya gesek, tembikar yang digunakan bergerigi 2, 4, 6, dan 8. Semakin banyak gerigi tembikar, gerakan sapi-sapian semakin lambat. “Ini pengaruh dari gaya gesekan,” terang Imam.

Metode mengajar yang diterapkan Imam ternyata menyedot perhatian siswa. Siswa pun terlihat tidak bosan karena diajak belajar sekaligus bermain sapi-sapian. Apalagi karapan sapi demikian melekat pada keseharian masyarakat Madura.

Kebetulan pada praktik teori pengaruh gaya pegas dan gaya gesek, disaksikan Kadinas Pendidikan, Drs H Setijabudi NK, MM, Kepala Sekolah SDN Pejagan 2, Drs Jumali.

Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Drs H Setijabudi NK MM mengatakan, keikutsertaan salah satu guru SD di Bangkalan dalam lomba tingkat nasional, membawa nama baik daerah ini terutama di dunia pendidikan. “Ini juga berkat peran serta Bapak Bupati Fuad Amin yang selalu memberikan dorongan pada guru agar bisa berprestasi dengan baik,” katanya. (kas)

SSumber: Surabaya Post, Rabu, 17 Desember 2008

Label: , , ,