Andi Noor Tjahja Ketua Laboratorium Fisika Unesa Surabaya
Pengamanan Jembatan Suramadu Harus Ekstra Maksimal
Untuk melindungi keselamatan dan kenyamanan pengendara, pengamanan jembatan Suramadu harus dilakukan secara ekstra maksimal. Karena itu, perlu dibangun ruang operator pengamanan yang permanen. Apalagi, lalu-lintas laut di bawah jembatan Suramadu diperkirakan akan bertambah padat.
KETUA Laboratorium Fisika Unesa Surabaya Andi Noor Tjahja mengusulkan, agar pengelola jembatan Suramadu memasang CCTV di lokasi dan tempat-tempat strategis. Baik di atas maupun di bawah jembatan. Hal tersebut untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan para pemakai jalan.
Andi mengingatkan, pengelola jembatan Suramadu harus mengutamakan keselamatan para pemakai jalan. Mereka harus tegas dan disiplin dalam mengatur arus lalu-lintas. Terutama, saat menghadapi cuaca dan iklim tidak bersahabat yang terjadi di perairan Selat Madura.
Ayah tiga anak kelahiran Bangkalan ini menjelaskan, kemajuan teknologi saat ini sudah sangat canggih. Untuk menghitung kecepatan angin, cukup menggunakan sensor otomatis yang dipasang di tiang-tiang pemancar. Instrumen khusus tersebut, bisa mendeteksi kecepatan angin secara otomatis.
"Kalau kecepatan angin tiba-tiba bertiup kencang, sensor tersebut langsung mengeluarkan warning tanda bahaya kepada para pemakai jalan. Bentuknya bisa menggunakan suara sirine," terang putra pasangan (alm) Moh. Yahya - (almh) RAy Ma'ya ini.
Dosen Universitas Adibuana Surabaya ini menilai, sangat imposible bila perencana proyek dan pengelola jembatan Suramadu tidak menyiapkan alat sensor kecepatan angin. "Di jalan tol saja, ada warning kecepatan maksimal bagi pengendara. Apalagi, berjalan di jembatan di atas laut yang panjangnya mencapai 5.438 meter," jelasnya.
Yang menjadi persoalan sekarang, lanjut Dosen Universitas Terbuka ini, sanggupkah masyarakat Madura mengikuti aturan tersebut. Sebab, selama ini, sebagian masyarakat Madura di daerah perantauan "dicap" memiliki perilaku tidak tertib, sembrono, dan tidak disiplin.
"Image seperti ini harus dirubah. Untuk menjaga keselamatan bersama, semua pengendara bermotor yang melewati jembatan Suramadu harus disiplin dan menaati peraturan yang ditetapkan pihak pengelola," ingat suami Henny Diastuti ini.
Untuk mengembangkan potensi yang ada di Madura, Andi minta agar pemkab proaktif membangun pencitraan yang positif. Khususnya, mengajak serta putra-putra daerah yang sukses meniti karier di luar. Mereka merupakan mutiara yang terpendam. Kalau bisa dikelola dan dikemas secara baik, pasti bermanfaat.
"Tidak ada salahnya, mereka itu diundang dan diajak sharing. Siapa tahu ada masukan yang berharga. Sebagai putra daerah, mereka pasti bersedia membantu. Apalagi, kalau hanya sekadar mengajak calon investor menanamkan modalnya di Madura," ujarnya.
Menurut dia, selama ini komunikasi pemkab dengan putra-putra dearah yang sukses di luar, belum terbentuk dan terjalin secara harmonis. Sebab, bagaimanapun juga, rasa kedaerahan itu masih melekat dalam jiwa mereka.
Jembatan Suramadu merupakan peluang yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh pemkab dan masyarakat Madura, untuk meningkatkan semua bidang kehidupan. Khusus di bidang pendidikan, peningkatan mutu serta sarana dan prasarana pendidikan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi.
"Karena itu, orang tua dan semua elemen masyarakat harus mendorong kemajuan pendidikan di Madura. Mereka harus sadar, bahwa pendidikan merupakan kebutuhan pokok dan investasi untuk masa depan," ingat lulusan S2 Teknik Elektro ITS Surabaya ini. (taufiq rizqon/ed)
Sumber: Jawa Pos, Jum'at, 24 April 2009
Label: andi noor tjahja, dokumentasi, wajah
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda