Siti Fathonah Rachmaniyah Bakal Masuk DPRD
Gaet Kaum Ibu, Ingatkan untuk Contreng Payung
Perubahan aturan dari nomor urut ke suara terbanyak sangat menguntungkan Siti Fathonah Rachmaniyah. Dia kini perempuan satu-satunya yang punya kesempatan besar masuk gedung dewan dengan perolehan suaranya yang besar pula. Bagaimana perjalanannya?
HARI ini merupakan hari spesial bagi Siti Fathonah Rachmaniyah. Parempuan yang akrab disapa Fathon itu akan merayakan hari kelahirannya. Hadiah yang paling berharga di ulang tahun ke-35 ini adalah kepercayaan yang diberikan masyarakat padanya saat mencalonkan diri lewat Partai Persatuan Daerah (PPD) sebagai anggota legislatif dari dapil IV (Konang, Blega, dan Modung).
Dia dan partainya mendapatkan suara yang signifikan untuk mendapatkan jatah kursi dari dapil IV ke DPRD Bangkalan. Total suara yang diperoleh sebanyak 7.418.
Sebelumnya Fathon aktif di bidang konstruksi. Dia memang memiliki latar belakang pendidikan sebagai insinyur di Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya. "Dengan latar belakang pendidikan itu, saya sudah terjun ke dunia kontraktor sejak 1992," ujarnya.
Dunia konstruksi baginya adalah tempat terbaik untuk belajar. Terlebih, dia adalah perempuan yang aktif berorganisasi sejak usia sekolah. Bahkan, untuk urusan nyaleg, sesungguhnya dia bukan orang baru. Pada Pemilu 2004 lalu dia juga pernah mencalonkan diri dari PKB.
"Saya dapat nomor urut empat waktu itu. Dukungan untuk saya sebenarnya juga banyak waktu itu. Malah lebih dari caleg yang nomor urut di atas saya," terangnya.
Meski pernah gagal, Fathon masih berani mencoba lagi. Namun, kali ini dia mendapatkan angin segar dari keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai suara terbanyak. "Saya diuntungkan oleh aturan MK dan lambang partai saya (PPD, Red)," ungkapnya.
Menurut dia, lambang PPD yang berbentuk payung sangat mudah untuk dijadikan image agar selalu diingat. Terutama untuk kaumnya sendiri, ibu-ibu rumah tangga. "Jadi, kalau saya ketemu sama ibu-ibu saya selalu ingatkan agar nyontreng nomor satunya partai payung. Cara mengingatkan mereka dengan mengingatkan fungsi payung yang bisa dipakai saat hujan dan melindungi diri dari terik matahari," jelasnya.
Dia mengaku tak pernah berkampanye secara terbuka. Door to door dianggapnya lebih ampuh daripada melakukan rapat umum. Pengajian-pengajian ibu-ibu pun rajin dia datangi. "Saya pindah-pindah Mas kalau pengajian. Sebentar ada di Blega, lalu Konang, atau Modung," ujar putri pasangan Fathorrahman dan Fathoriyah ini.
Fathon mengaku tidak pernah punya pengalaman buruk saat bersaing mencari dukungan untuk dirinya. "Biasanya kan ada seperti pembagian wilayah. Ini wilayahnya caleg A, ini milik caleg B, lalu tidak boleh dimasuki. Lha wong niatnya baik kok tidak boleh masuk. Lalu, saya masuk ke pengajian ibu-ibunya," katanya lalu tersenyum.
Semua dukungan yang diperoleh Fathon tak lepas dari campur tangan keluarga besarnya. Terlebih dia adalah cucu pertama perempuan di keluarganya. "Pokoknya, anak-anak (saudara, Red) rumah semuanya membantu. Saya juga heran, biasanya mereka minta beli rokok. Untuk urusan kemarin (pemilu) mereka sama sekali tidak minta apa-apa," kata ibu yang dikaruniai dua anak ini.
Bagaimana jika menjadi satu-satunya perempuan di DPRD Bangkalan? "InsyaAllah saya nggak ngeri. Soalnya, saya sudah sering ada di organisasi yang selalu didominasi pria. Meski minoritas, saya tidak akan merasa minoritas karena suara perempuan tidak kalah dengan suara pria," tegasnya.
Dia bertekad akan memajukan kaum perempuan. Selama ini, dia memandang perempuan tidak banyak mewarnai kehidupan sosial politik di Bangkalan. "Apalagi sebentar lagi kan Suramadu selesai. Laki-laki dan perempuan Madura semuanya harus siap," katanya.
Untuk dapilnya dia punya misi lain. Latar belakang pendidikannya sebagai insinyur akan dipakainya untuk membantu kemajuan pembangunan. "Mudah-mudahan di dewan nanti saya bisa banyak membantu pendukung di dapil saya," harapnya. (NUR RAHMAD AKHIRULLAH)
Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 25 April 2009
Label: dokumentasi, siti fatonah rachmaniyah, wajah
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda